Kalau ada trader yang suka bilang kalau dia MC terus, tanggapan saya cuma satu, pasti gak pake SL kan? Padahal kalau trading tanpa Stop Loss (SL) itu selalu berujung pada Margin Call (MC), resiko ini padahal sangat besar loh. Masalah SL ini memang selalu jadi masalah yang lumayan ribet, terutama bagi temen-temen trader yang relatif baru. Memang sih, trading tanpa SL "keliatannya" gak pernah salah posisi. Iya, memang gak pernah salah posisi kok, lah sekalinya kita mengakui salah posisi kan kalo account dah almarhum. Saya gak bosen-bosennya ngingetin untuk temen-temen trader baru, "Ayolah, selalu pasang SL!" Bukannya saya seneng kalo liat posisi mereka pada kesabet SL.
Beneran, saya gak bosen ngingetin temen-temen untuk selalu memasang SL. Sejujurnya, saya suka sedih melihat temen-temen trader yang berguguran karena kapok kena MC. Gara-garanya? Sebagian besar ya itu tadi, trading gak pake SL. Ok deh, anggap aja kita dah kapok trading tanpa SL dan sudah sepakat untuk memasang SL. Masalah berikutnya adalah: berapa sih SL yang tepat? Yuks mari kita cari formula yang tepat untuk menentukan SL ini. Kata beberapa mastah forex sih, ada beberapa patokan yang bisa kita pakai dalam menentukan SL. Mari kita coba simak satu per satu:
Oke, cara-cara di atas mungkin bisa anda gunakan sebagai patokan-patokan dasar. Anda bisa memilih dan menyesuaikannya dengan trading system yang anda gunakan. Oya, perlu saya tambahkan, patokan manapun yang anda pilih pastikan bahwa SL terletak pada nilai dimana "Anda sanggup kehilangan uang Anda". Bagaimanapun, lebih baik kita loss 20 pips sebanyak 10 kali daripada sekali loss tapi borongan 500 pips, atau malahan MC. So? Lagi dan lagi: Jangan lupa pasang Stop Loss yah! Supaya anda nggak cepet nyusul para "mantan" trader yang pensiun dini gara-gara kapok keseringan MC.