ANDA TRADER DENGAN FREKUENSI YANG TINGGI? SIMAK ARTIKEL INI!

Written by Hadi Jumaidi, December 03, 2020

Apakah semakin banyak posisi yang kita open menentukan semakin besar profit yang didapatkan? Faktanya, makin sering trading justru kita akan semakin pusing, jangankan untung malah LOSS yang didapat. Jelas, beban biaya trading semakin membengkak, tapi tidak hanya itu saja, ternyata masih banyak masalah lain dari terlalu sering open trade.

Semakin Sering Trading, Semakin Besar Resikonya

Pada dasarnya setiap kali membuka posisi trading, Anda telah mengekspos sebagian dari modal sebagai jaminan (Margin) untuk mendapatkan keuntungan. Masalahnya, hanya ada dua kemungkinan bagi setiap posisi trading yang masih berjalan; mendapat untung dari akumulasi poin positif atau malah merugi karena akumulasi poin minus. Singkat kata, semakin besar jumlah pembukaan posisi, maka semakin besar pula tanggungan beban resiko trading. Intinya, sering trading tidak menjamin raihan profit konsisten meskipun Win Rate cukup besar.

Sering Trading Berpotensi Memicu Stres Berlebihan

Semakin banyak posisi trading berjalan, maka semakin besar pula kecemasan yang diakibatkan oleh harapan berlebihan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Perlahan-lahan, secara tidak sadar kebiasaan sering trading membuat Anda menghabiskan sebagian besar waktu hanya untuk menatap chart dan mengecek setiap posisi secara kompulsif. Satu posisi saja sebenarnya sudah cukup untuk membuat gusar trader pemula jika ternyata harga bergerak di luar perkiraan.

Jadi bayangkan saja efeknya bila terdapat banyak posisi berjalan dalam waktu yang sama. Bisa dipastikan tekanan stres akan muncul bertubi-tubi jika kondisi pasar bergejolak. Kecenderungannya, trader akan terjerumus praktik Overtrading karena ingin membalas posisi rugi dengan membuka posisi baru. Dalam kurun waktu lama, jika dibiarkan berlanjut maka kebiasaan terlalu sering trading akan menjerat trader hingga mengalami depresi.

Terlalu Sering Trading Justru Menghambat Profit Konsisten

Meraih profit konsisten sebenarnya tidak menuntut trader untuk sering trading. Menurut salah satu trader Price Action profesional, Nial Fuller, dibutuhkan kesabaran untuk mendapat keuntungan besar dari satu posisi trading strategis. Maksudnya, Anda harus sabar menunggu sinyal-sinyal konfirmasi berakurasi tinggi sebelum membuka posisi. Analoginya seperti seorang sniper. Dia hanya akan menekan picu tembak setelah target benar-benar berada tepat di lintasan pelurunya.

Sama halnya dengan seorang trader, market order hanya akan dieksekusi jika harga berada pada level tertentu sesuai dengan konfirmasi sinyal. Masalahnya, kebiasaan sering trading muncul dari ketidaksabaran trader untuk menunggu waktu yang tepat untuk membuka lalu menutup posisi.

Beberapa Cara Mengatasi Kebiasaan Sering Trading?

Mengatasi efek negatif dari kebiasaan sering trading sebenarnya cukup sederhana. Ikuti langkah-langkah berikut:

Pertama, Anda harus merubah cara berpikir, yakinilah bahwa profit konsisten bukan berasal dari jumlah atau banyaknya posisi dibuka. Satu posisi dalam sebenarnya sudah cukup jika kualitas sinyalnya sudah terkonfirmasi dengan baik. Misalnya saat sinyal dari satu indikator atau satu pola harga terbentuk, tunggu sampai ada sinyal konfirmasi dari indikator atau pola harga pendukung lainnya.

Kedua, upayakan untuk mengurangi keinginan membuka posisi baru sebelum posisi sebelumnya mencapai profit target atau terkena Stop Loss. Dengan cara ini, Anda akan melatih kesabaran untuk mengontrol dorongan terlalu sering trading. Beri jeda waktu untuk beristirahat jika harga sudah mencapai TP atau SL, sehingga pada kesempatan trading berikutnya, pikiran terbebas dari beban.

Ketiga, berlatihlah mengatur setiap posisi dengan Money Management. Harapannya, resiko trading menjadi lebih mudah dikontrol sehingga total raihan keuntungan dapat bertahan dari kerugian-kerugian kecil, di mana hal tersebut merupakan faktor utama dari profit konsisten.

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami