Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen untuk periode Januari 2023.

Dengan demikian, maka suku bunga deposit facility menjadi sebesar 5% dan suku bunga lending facility menjadi 6,5%. Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 lembaga/institusi memperkirakan bank sentral akan mengerek mengerek BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 menjadi 5,75%.

Sebanyak tiga institusi/lembaga memproyeksi BI akan menahan suku bunga di level 5,50%. Sebagai catatan, BI sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 200 bps pada periode Agustus-Desember 2022 menjadi 5,50%.

Kenaikan suku bunga, memiliki dampak yang kurang baik bagi market secara keseluruhan. Sebagai trader yang aktif di market harus siap menghadapi gejolak yang  lebih besar di market. Hal ini disebabkan oleh inflasi yang tak kunjung reda dan bank sentral yang diperkirakan semakin agresif.

Selain market yang berdampak, masyarakat juga mengalami impact secara langsung. Pengetatan moneter ini bakal membuat tingkat suku bunga acuan di perbankan dan lembaga keuangan konvensional lain ikut membengkak. 

Jika melihat dampak lebih jauh, kenaikan suku bunga acuan bisa mengganggu usaha sektor riil sehingga bisnis terhambat dan ketersediaan lapangan kerja di Indonesia bakal bermasalah.