BELAJAR SAHAM: APA ITU REKDASANA?

Written by Anthonius Edyson, CWM, CTA, November 17, 2020

Pengertian Reksadana
Reksadana adalah sebuah sarana untuk mengelola investasi secara kolektif atau kumpulan dana dari masyarakat pemodal, baik nasabah atau investor. Seorang manajer investasi diberi kewenangan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) untuk mengumpulkan dana dari masyarakat pemodal tersebut, mengingat persyaratan investasi awal sering berjumlah besar dan rumit pemilihannya.

Tugas Manajer Investasi
Manajer investasi memiliki beberapa tugas. Di antaranya, setelah mengumpulkan dana, ia harus menginvestasikan dana tersebut dalam bentuk portofolio efek atau surat berharga dan mengelolanya. Selain itu manajer investasi juga bertanggung jawab untuk membantu nasabah membuat keputusan investasi, manajemen resiko, menyelesaikan transaksi lalu merealisasikan keuntungan ataupun kerugiannya, menerima dividen atau bunga kemudian membukukannya ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" (NAB) reksadana tersebut.

Di reksadana, seluruh dana yang ada tidak disimpan oleh manajer investasi, tetapi disimpan di pihak yang bernama Bank Kustodian. Bank Kustodian adalah suatu lembaga yang bertanggung jawab untuk mengamankan aset keuangan termasuk reksadana. Bank Kustodian ini bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan administrator tetapi tidak terafiliasi dengan manajer investasi. Namun, Bank Kustodian wajib memenuhi instruksi manajer investasi dan memberikan konfirmasi atas seluruh transaksi pembelian dan penjualan reksadana. NAB yang sudah dibukukan oleh manajer investasi dihitung nilainya oleh Bank Kustodian dan diaudit setiap hari.

Apa Keuntungan Investasi Reksadana?
Jika melihat arus transaksi mata uang, terdapat inflasi inti yang sudah mencapai 5-6 persen per tahun, sementara riilnya menurut perhitungan adalah 12 persen. Jika kita hanya mengandalkan tabungan, bunganya paling tinggi 5,5-6 persen, itu pun belum dipotong pajak. Setelah dipotong pajak, bunga tabungan yang diterima paling cuma 4,8 persen. Apabila inflasinya 12 persen, tentu tidak akan terkejar bukan?

Untuk itu investor harus cari cara supaya inflasi bisa dikejar, salah satunya dengan melakukan investasi di reksadana. Nasabah tidak perlu bingung bagaimana mengelolanya, bagaimana memilih saham, bagaimana memilih obligasi. Serahkan semua tugas itu kepada para manajer investasi. Risk/reward ratio dalam reksadana sudah diperhitungkan sedemikian rupa untuk memaksimumkan profitabilitas dan mengontrol risiko yang dikandungnya. Nasabah/investor cukup mengevaluasi dan menerima hasilnya.

Apa Resiko Investasi Reksadana?
Reksadana bisa disebut sebagai portofolio mini, karena itu resikonya cenderung lebih terkontrol daripada Anda hanya berinvestasi di satu saham saja. Jika saham dari satu perusahaan jatuh, maka saham-saham dari perusahaan lain yang ada dalam reksadana itu bisa menopang agar nilai reksadana tidak jatuh terlalu drastis. Namun demikian, dampaknya tentu saja tetap ada.

Resiko dari investasi reksadana cenderung berdampak pada kurangnya perolehan return. Tidak selamanya reksadana memberikan return yang sesuai harapan, karena return tergantung fluktuasi pasar dan jenis reksadana yang Anda miliki. Jika mengambil reksadana saham misalnya, resikonya tergantung pada fluktuasi pasar saham. Ketika pasar saham turun, ya semua turun. Begitu pula sebaliknya. Perlu diingat, bahwa semakin tinggi target return-nya maka makin tinggi juga resikonya.

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami