Written by Hadi Jumaidi, October 01, 2020
Dalam dunia sebenarnya ada berbagai mata uang yang bisa digunakan untuk trading. Namun, diantara semuanya hanya ada tujuh mata uang utama yang digunakan oleh sebagian trader. Salah satunya adalah Yen Jepang. Seperti yang kita tahu jika Jepang merupakan salah satu negara di wilayah Asia yang memiliki perekonomian terbesar di dunia. Hal inilah yang menyebabkan Yen Jepang memiliki nilai tukar yang tinggi dan diperhitungkan.
Siapa sangka jika Yen mata uang asal Jepang dianggap paling kuat juga di market futures. Meskipun nilai tukarnya tak jauh lebih tinggi bila dibandingkan Euro maupun USD tetapi pergerakannya stabil dan memberikan keuntungan cepat bagi para TRADER. Terlebih lagi perekonomian Jepang terus menerus aktif dan bergerak maju dengan adanya teknologi canggih dalam tiap bidang pemerintahannya.
Yen digunakan pula untuk menilai kondisi wilayah Pan-Pasifik, termasuk ekonomi Singapura, Thailand dan Korea Selatan. Kelebihan lain dari mata uang ini adalah tidak menerapkan pembayaran bunga sejak tahun 2000-an lalu sampai saat ini sehingga trader dapat meminjam dana untuk trading Forex. Inilah alasan mengapa keuntungan Anda menjadi lebih besar karena diberikan secara maksimal, tidak ada potongan bunga atau sebagainya.
Apabila China melakukan penyesuaian nilai tukar mata uang hingga lebih kuat atau mendekati nilai sebenarnya, hal ini bisa menyebabkan produk ekspor Jepang akan bersaing dengan produk ekspor buatan China di Amerika Serikat. Jika kondisi ini terjadi, Bank sentral Jepang (BoJ) kemungkinan besar akan menghentikan intervensi untuk melemahkan nilai Yen.
Harga minyak dunia
Seperti Indonesia, Jepang juga merupakan negara yang sangat bergantung pada impor minyak. Jika harga minyak tinggi produksi manufaktur dan pertumbuhan ekonomi Jepang akan terganggu akibat harga yang terlalu tinggi.
Diversifikasi aset dan cadangan devisa Jepang
Hingga kini jepang juga merupakan salah satu negara yang membeli berbagai saham blue-chip AS untuk diversifikasi aset, serta menyimpan dollar dalam jumlah besar sebagai cadangan devisa. Jika kebijakan ini akhirnya berubah, misalnya seperti perubahan diversifikasi dilar US dollar, maka hal ini bisa melemahkan nilai US dollar akibat penjualan US dollar besar-besaran.