Written by Ardian Noviarsi, August 07, 2021
Sebagai saham blue chip, perusahaan yang masuk ke dalam kelompok saham blue chip harus memiliki beberapa kriteria atau kategori agar bisa disebut sebagai saham blue chip. Salah satunya adalah memiliki kapitalisasi besar. Nilai kapitalisasi suatu perusahaan mampu mencapai nilai triliunan rupiah. Besarnya kapitalisasi pasar ini mampu membuat investor sulit dalam memanipulasi harga.
Selain itu, saham Blue Chip juga memiliki likuiditas yang bagus. Biasanya likuiditas ini dipengaruhi oleh jumlah saham yang dimiliki publik atau beredar di bursa. Makin banyak kepemilikan saham publik, maka makin likuid pula saham tersebut. Saham yang masuk ke dalam kategori Blue Chip biasanya juga telah sudah cukup lama lama terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan jangka waktu minimal lima tahun.
Ciri pertama dari saham blue chip adalah kapitalisasi yang besar, adapun istilah kapitalisasi adalah harga perusahaan jika ingin dibeli secara utuh. Untuk saham blue chip, memiliki kapitalisasi besar di atas Rp40 triliun.
Untuk penggolongannya sendiri, biasanya ketika kapitalisasi sudah mencapai di atas Rp10 triliun ke atas maka sudah dikatakan besar. Sementara untuk kapitalisasi antara Rp500 miliar hingga Rp10 triliun, maka saham itu akan dikategorikan sebagai saham lapis dua. Kemudian, untuk harga di bawah Rp500 miliar, makan akan dimasukkan ke dalam saham lapis tiga.
Untuk ciri-ciri lain saham blue chip adalah perusahaan dengan saham ini merupakan pemimpin di sektor industrinya. Produknya bisa saja sudah terkenal di nasional maupun internasional, sehingga sudah pasti telah beroperasi selama puluhan tahun.
Ciri-ciri berikutnya dari saham blue chip adalah perusahaan yang memiliki dividen konsisten. Dividen sendiri adalah laba yang dihasilkan perusahaan tersebut, kemudian diberikan kepada pemegang saham dalam kurun waktu 10 tahun secara konsisten. Tiap tahunnya perusahaan tersebut memberikan laba sebagai bentuk apresiasi atas dukungan pemegang saham tersebut. Hal inilah yang membuat saham perusahaan tersebut layak dikategorikan sebagai saham blue chip.
Ciri saham blue chip yang selanjutnya adalah memiliki trek kinerja perusahaan yang solid. Misalnya saja seperti laba yang dihasilkan konsisten, memiliki produk berkualitas dan dicintai masyarakat, track record perusahaan terus tumbuh tiap tahunnya. Dengan kata lain, perusahaan dengan saham blue chip termasuk ke dalam kategori perusahaan yang tidak mudah goyah dan bangkrut meskipun keadaan ekonomi sedang mengalami krisis sekalipun.
Banyak investor, baik itu perorangan maupun lembaga yang memiliki dan memperdagangkan saham blue chip ini. Saham yang masuk ke dalam kategori blue chip juga selalu memasuki daftar teraktif di bursa serta masuk indeks LQ45. Adapun, LQ45 ini adalah indeks yang berisikan saham-saham likuid ataupun saham-saham yang ramai diperdagangkan, dan rata-rata saham blue chip ada di dalam indeks tersebut.
Seiring dengan bergantinya tahun, maka investor juga akan mulai merencanakan target investasinya yang baru. Untuk beberapa investor konservatif, saham blue-chip (saham yang memiliki kinerja paling bagus dan konsisten) tentu saja jadi pilihan utama.
Pada tahun 2020 lalu, beberapa perusahaan luar negeri yang dianggap sebagai saham blue chip terbaik di antaranya adalah Facebook yang memiliki valuasi pasar mencapai USD 553,6 miliar. Meskipun tahun lalu menerima beberapa kritik, perusahaan dengan nama saham FB ini masih menjadi salah satu perusahaan yang paling aman untuk berinvestasi. Ada pula McDonald's Corp yang disebut sebagai salah perusahaan dengan saham blue chip terbaik tahun lalu. Dengan ritual pembagian dividen selama lebih dari 42 tahun, tak heran jika McDonald's Corp selalu masuk sebagai saham Blue Chip teraman setiap tahunnya. Tak hanya teraman, perusahaan dengan nama saham MCD ini memberikan dividen mencapai 2,6 persen tiap tahunnya.
Setelah Anda memahami pengertian saham blue chip, tentu Anda akan lebih paham tentang risiko-risiko yang hadir saat melakukan investasi saham. Dalam meminimalisasi risiko pada saat melakukan investasi, mungkin Anda bisa mulai mencari tahu tentang investasi obligasi ritel yang dirilis oleh pemerintah. Obligasi memang tidak memiliki popularitas yang tinggi seperti saham sebagai salah satu produk investasi yang tersedia saat ini, namun obligasi bisa jadi pintu masuk Anda dalam mulai berinvestasi yang dapat menambah penghasilan Anda semasa masih produktif bekerja.
Secara umum diketahui bahwa obligasi merupakan salah satu produk investasi yang tersedia dan dapat ditemukan di pasar modal. Obligasi merupakan surat pernyataan utang yang diterbitkan oleh pihak terkait, biasanya datang dari pemerintah atau korporasi, namun bisa juga diterbitkan oleh perseorangan. Di dalam surat utang atau obligasi yang diterbitkan, Anda akan menemukan pernyataan yang mencantumkan regulasi bahwa setiap pembelian obligasi yang dilakukan memiliki tingkat pengembalian yang sudah ditentukan.