EKONOMI LESU? BEGINI MENGAKALINYA SEBAGAI INVESTOR SAHAM

Written by Karlina, November 19, 2020

Pada siklus ekonomi di suatu negara adanya kondisi naik turun tentu merupakan hal yang wajar dan tidak bisa dihindari, ya oleh negara manapun. Hal ini terjadi di berbagai negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia sendiri. Berapa lamanya fluktuasi naik turun ekonomi ini juga tidak pasti, bisa saja kondisi ekonomi suatu negara mengalami penurunan selama beberapa tahun untuk kemudian bangkit lagi. Contohnya saja, seperti yang terjadi di Indonesia adalah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada 2010-2012 yang relatif cukup signifikan, sedangkat dan pada 2013 hingga sekarang cukup melambat. Tentu saja efek dari lesunya ekonomi ini tidak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga pada investor ataupun trader baik di sektor riil serta pada sektor lainnyas eperti pasar modal. Namun demikian, Anda sebaiknya tetap tenang dan jangan panik. Kondisi seperti ini dialami oleh semua orang, yang terpenting adalah Anda dapat melakukan langkah yang tepat untuk menyikapinya agar aset yang Anda miliki tetap dalam kondisi “Safe Haven”. Berikut langkah yang dapat diambil saat ekonomi lesu.

Pilihlah Instrumen Investasi yang Tepat



Dalam setiap siklus ekonomi, terdapat sektor yang sedang mengalami puncak maupun penurunan, dan ada juga yang relatif stabil. Bila pada masa pertumbuhan ekonomi tinggi beberapa tahun lalu yang didominasi oleh tingginya harga komoditas, maka Anda dapat berinvestasi pada saham berbasis komoditas. Sementara pada saat ekonomi lesu, perhatikanlah sektor yang masih dapat bertumbuh. Dengan demikian, Anda tetap dapat menaruh dana di tempat yang tepat dan memberikan hasil yang relatif lebih baik dibanding dengan sektor lain. Ya, saya sangat menganjurkan Anda untuk berinvestasi di Saham karena grownya yang tinggi bahkan PASTI melebihi inflasi setiap tahunnya. Dilihat dari perkembangannya, hanya saham yang menjanjikan aset Anda akan terus berkembang. Contohnya saja di tahun 2013, saham-saham perbankan seperti BBRI berada di kisaran harga 1000-2000 per lembarnya. Bisa dilihat sekarnag harga BBRI sudah mencapai 3920 (12 Februari 2019).
 

Investasi pada Sektor yang Permintaannya Stabil



Selain mencari sektor yang bertumbuh, Anda juga dapat berinvestasi dengan lebih aman pada sektor yang relatif stabil. Dalam hal ini, Anda dapat memilih sektor konsumer di mana orang-orang pasti memenuhi kebutuhan sehari-hari meskipun ekonomi sedang lesu sekalipun. Tentu saja permintaan mungkin juga tidak seramai biasanya, tapi paling tidak relatif lebih stabil dibanding dengan sektor lain. Alternatifnya, Anda juga bisa memilih sektor perbankan, dan industri
 

Memiliki Exit Strategy



Setelah memasukan dana untuk berinvestasi, jangan lupa untuk menentukan jalan keluar, yaitu saat kapan Anda akan keluar menarik dana dari pasar. Hal ini perlu ditetapkan di awal, karena tanpa perencanaan yang matang maka Anda akan mudah kebingungan dan panik saat kondisi pasar berfluktuasi. Bila Anda salah menentukan exit strategi, bisa saja Anda melewatkan potensi keuntungan yang akan datang, atau bisa juga mengalami kerugian karena telat keluar dari pasar
 

Diversifikasi



Salah satu cara untuk meminimalisir risiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau penyebaran aset. Sehingga bila salah satu aset mengalami penurunan, masih ada harapan aset lain mengalami kenaikan nilai. Diversifikasi dilandasi dengan pertimbangan bahwa sebaik apapun Anda melakukan analisis dan penghitungan, masih ada kemungkinan dan risiko untuk salah. Sehingga diperlukan diversifikasi untuk mengurangi risiko tersebut. Diversifikasi dapat dilakukan dengan meletakan aset pada kelas yang berbeda, contohnya di emas dan saham atau reksa dana campuran dan saham. Bisa juga pada kelas yang sama dengan sektor yang berbeda. Misalnya membeli saham pada sektor perbankan dan konsumsi.

Kondisi ekonomi yang lesu tidak dapat dihindari, dan kemampuan seorang investor dalam melalui kondisi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya. Bila berhasil melalui kondisi tersebut, maka saat ekonomi melaju kencang seorang investor lebih mudah untuk meraih keuntungan. Ketika berinvestasi tentu ada kekhawatiran penurunan nilai aset sehingga timbul kerugian. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan perencanaan yang matang mulai dari pembelian, berapa besar dana yang digunakan untuk investasi, diversifikasi, hingga exit strategi. Sehingga Anda memiliki perencanaan yang baik dalam investasi dan dapat menjalankan dengan baik. Selain hal teknis, miliki pula karakter yang baik dalam berinvestasi. Sabar dan tenang merupakan cara untuk menjadi investor yang baik. Tentu saja karakter ini juga diperlukan dalam kondisi ekonomi yang baik, namun lebih dibutuhkan lagi dalam kondisi ekonomi yang lesu. Di mana pada kondisi ini, pesimisme dan kekhawatiran lebih mudah untuk muncul. Sehingga diperlukan kesabaran dalam menunggu kenaikan nilai aset dan juga ketenangan dalam mencermati berita dan data yang ada.

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami