Dalam dunia trading, anomali bisa terjadi kapan saja yang dapat memberikan sinyal kuat baik saat harga akan bergerak naik maupun turun. Hal ini dapat terlihat melalui candlestick yang disebut lonjakan (gap).

Gap sendiri merupakan celah kosong pada candle yang muncul akibat kekosongan transaksi saat pembentukan harga di awal perdagangan. Gap saat trading dapat terjadi karena adanya ekspektasi yang berlebihan dari trader di bursa.

Gap saat trading dapat terbentuk karena adanya pembentukan harga sebelum pasar reguler mulai dibuka. Jika terjadi lonjakan harga maka grafik akan menyesuaikan di posisi lebih tinggi maupun rendah. Berikut ilustrasi bagaimana gap dapat terbentuk.

Umumnya gap terbagi menjadi dua, yaitu  lonjakan naik (gap up) dan lonjakan turun (gap down), akan tetapi ada beberapa yang dikenal secara umum, yaitu :

1. Common gap
Gap tipe ini yang sering muncul, dampak dari common gap ini biasanya tidak signifikan terhadap pergerakan harga karena tidak didukung oleh gejolak volume yang signifikan. Umumnya gap ini akan segera tertutup dalam waktu yang tidak terlalu lama.

2. Break away gap
Gap saat trading ini biasanya cukup dicermati oleh trader terutama saat breakout resistance, biasanya harga akan terbang ketika muncul breakaway gap disertai kenaikan harga.

Secara umum gap ini Gap ini disertai kenaikan volume yang signifikan dan dianggap sebagai sinyal bullish / bearish untuk harga semakin rally ataupun harga akan segera anjlok.

3. Run Away Gap
Gap ini menunjukkan bahwa harga akan lanjut bergerak naik atau turun karena biasanya muncul di tengah trend yang sedang berlangsung (uptrend/downtrend). Run Away gap akan bergerak searah dengan trend ketika diikuti volume yang meningkat signifikan.

4. Exhaustion Gap
Gap yang terakhir menunjukkan minat pasar yang semakin berkurang atau menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah terjadinya rally panjang pergerakan dari harga saham, sehingga berpotensi membuat trend akan berbalik arah.