Written by Danuh Nuraga, December 12, 2022
Covid-19 telah mengubah banyak hal. Tahun 2020 yang dibuka dengan berbagai harapan akan pemulihan ekonomi global justru menjadi tahun yang sangat tidak mudah bagi berbagai negara di dunia. Covid-19 benar-benar menjadi ancaman nyata yang tidak hanya mempengaruhi sektor kesehatan, tetapi juga mendisrupsi aspek lainnya seperti sosial, ekonomi, dan keuangan.
Bagi Anda trader, cara analisa serta memahami kondisi saat ini serta mampu mengambil keputusan yang tepat merupakn langkah terbaik. Untuk itu kita perlu memahami arah trend saat ini.
Salah satu cara untuk mencari peluang profit dalam trading forex adalah dengan mendeteksi tren harga. Kondisi uptrend atau bullish, di mana harga bergerak naik, dapat menjadi peluang untuk membuka posisi buy. Sementara peluang buka posisi sell dapat dicari saat downtrend atau bearish, yaitu saat harga mengalami penurunan.
Namun, mengetahui uptrend atau downtrend saja tidak cukup. Sering kali tren yang muncul tidak cukup kuat dan tiba-tiba berbalik arah lagi. Bahkan sering juga terjadi sideways, yaitu kondisi saat harga fluktuatif naik turun tanpa ada tanda-tanda harga akan menguat ke satu arah.
Karena itulah, penting bagi trader untuk dapat mendeteksi kekuatan tren, terutama di tengah volatilitas harga akibat pandemi virus corona seperti sekarang ini. Bagaimana cara mendeteksinya?
Menganalisis posisi high dan low pada grafik candlestick
Jika Anda adalah trader pemula yang belum terlalu familiar dengan indikator forex, cara yang paling mudah untuk mendeteksi kekuatan tren adalah dengan mengamati pergeseran high dan low pada chart atau grafik candlestick. Namun sebelum membahas high dan low, cari tahu dulu cara membaca candlestick di sini.
Untuk mengukur kekuatan tren, Anda hanya perlu menganalisis posisi high saat uptrend dan posisi low saat downtrend. Jika Anda melihat higher high, atau posisi high baru yang lebih tinggi dari posisi high sebelumnya, berarti kondisi uptrend masih kuat.
Sebaliknya jika Anda melihat lower low, atau posisi low baru yang lebih rendah daripada posisi low sebelumnya, maka dapat diindikasikan bahwa kondisi downtrend masih kuat. Mari kita lihat gambar berikut agar lebih jelas:
Mengamati pergeseran high dan low pada chart untuk mendeteksi kekuatan tren
Jika muncul lower high, atau posisi high baru yang lebih rendah daripada posisi high sebelumnya, ini dapat menjadi indikasi reversal atau perubahan uptrend ke downtrend. Begitu juga sebaliknya.
Jika muncul higher low, atau posisi low yang lebih tinggi dari posisi low sebelumnya, maka kemungkinan downtrend akan segera berakhir dan berubah menjadi uptrend.
Indikasi reversal ini juga dapat Anda manfaatkan untuk mencari peluang profit. Ketika uptrend, bila pada grafik muncul lower high yang diikuti dengan lower low, tunggu sampai harga kembali mendekati lower high tersebut untuk membuka posisi sell.
Dan sebaliknya saat downtrend, bila pada grafik muncul higher low yang diikuti dengan higher higher, Anda dapat membuka posisi buy saat harga kembali mendekati higher low tersebut.
Mengamati kerapatan candlestick
Selain menggunakan teknik high dan low, Anda juga dapat melihat kerapatan candlestick untuk mendeteksi kekuatan tren. Perhatikan grafik candlestick Anda. Jika terdapat high dan low yang berkerumun sesak dengan kisaran yang hampir sama, rentang harganya cenderung kecil, dan tidak jelas apakah uptrend atau downtrend, maka ini dapat mengindikasikan sideways.
Kondisi ini kurang cocok untuk membuka posisi karena pasar belum menentukan akan bergerak ke arah mana. Lebih baik Anda bersabar dulu dan baru buka posisi saat muncul momen high dan low yang lebih kuat.
- Pastikan Anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.
- Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan
Saya untuk mengenal trading lebih detail.
- CALL atau whatsapp dan cari DANUH silahkan hubungi di SINI