MEMPELAJARI BERITA BESAR BREXIT DALAM TRADING

Written by Hadi Jumaidi, April 09, 2020

Apa Itu Brexit?


Tahukah anda? Pada tanggal 23 Juni 2016, Inggris akan menggelar referendum untuk memutuskan apakah akan meninggalkan Uni Eropa atau tidak. Kejadian dijuluki British Exit atau Brexit oleh media. Tetapi sebenarnya Inggris tidak langsung keluar dari Uni Eropa segera setelah hasil referendum Brexit tersebut diumumkan. Melainkan ada proses yang harus dijalani sebelum Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa

Keanggotaan Inggris di Uni Eropa dianggap sebagai penghalang bagi Inggris untuk mengubah regulasi. Euro sendiri dituding sebagai penyebab penderitaan ekonomi bagi orang-orang miskin di Eropa. Intinya, oleh sebagian kalangan kebijakan Uni Eropa telah menjadi sumber ketidakstabilan.

Dampak Brexit Bagi Financial Market

  • Menurut para ahli, jika Inggris meninggalkan zona Eropa, akan memukul perdagangan dan investasi, memicu resesi, mengurangi lapangan pekerjaan dan membanting pound. Di pasar uang, ada potensi penurunan cukup besar pada GBP dan EUR, bila Brexit terjadi.
     
  • Adanya Brexit juga akan mempengaruhi pasar saham. Perusahaan dunia yang memiliki eksposur ke bank-bank Eropa akan terpengaruh oleh risiko kredit. Jika Inggris memilih meninggalkan zona Eropa, bank-bank Eropa mungkin harus mengganti uang Inggris yang selama ini dimasukkan dalam cadangan kas darurat bank-bank Eropa, sehingga menciptakan masalah likuiditas. Menjelang Brexit Vote, pasar saham dunia sudah turun cukup dalam. Sebuah jajak pendapat baru oleh The Guardian dan ICM menunjukkan 53 persen mendukung untuk meninggalkan Uni Eropa. Hal ini menimbulkan kepanikan di pasar saham. Pasar saham Jerman sudah turun -5,89% sejak awal Juni.
     
  • Poundsterling dan Euro yang melemah mungkin akan merugikan perusahaan yang melakukan bisnis ekspor di Inggris dan Uni Eropa, karena biaya untuk produk dan jasa akan meningkat, ujung-ujungnya mengurangi permintaan.

Lalu Muncul Istilah, Soft Brexit dan Hard Brexit?


Sebenarnya tidak ada definisi yang baku untuk kedua istilah tersebut, namun seringkali dipergunakan untuk menggambarkan sedekat apa nantinya hubungan Inggris dengan EU pasca Brexit. Kondisi Hard Brexit adalah ketika Inggris memilih kebijakan proteksionis dengan sepenuhnya menutup akses ke pasar tunggal Uni Eropa. Dengan demikian, Inggris akan memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur anggaran, undang-undang dan aturan keimigrasian di negaranya sendiri.

Sedangkan Soft Brexit lebih lunak. Pilihan soft Brexit akan tetap membuka beberapa akses bebas tarif ke pasar tunggal. Tetapi pilihan ini kemungkinan juga akan membuat Inggris tetap terikat pada beberapa aturan EU, seperti kontribusi pada anggaran keuangan EU dan/atau memberi kebebasan bagi warga negara anggota EU untuk bekerja di Inggris. Kondisi tersebut mirip dengan yang dijalani Norwegia saat ini. Norwegia bukan anggota EU, namun masuk ke dalam keanggotaan European Economic Area.

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

  • Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.
  • Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya untuk mengenal trading lebih detail.
  • CALL atau whatsapp dan cari HADI  silahkan hubungi di SINI

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami