Written by Anthonius Edyson, CWM, CTA, November 17, 2020
Analisa IHSG, Investasi Saham, Prediksi Harga Emas - Ada satu istilah yang sering kali orang katakan yaitu “bermain saham”. Ya, istilah itu sering kali kita dengar dan diperbincangkan. Dan sepertinya, istilah itu sudah menjadi sebuah hal yang umum, malah dianggap wajar dan biasa-biasa saja. Namun, benarkah jika saham itu sebuah mainan?
Saham dibeli dengan uang, sehingga bisa dikatakan jika bermain saham sama saja dengan bermain uang. Bagi sebagian orang menganggap bahwa uang sangat berharga. Karena uang lah orang bisa makan, karena uang lah orang bisa membeli apa yang dia mau dan karena uang lah tindak kriminal seperti pencurian semakin marak terjadi. Uang sangatlah berharga, sehingga jika ada orang yang menganggap bahwa uang adalah mainan, sungguh betapa hebatnya orang itu.
Karena saham ada kaitannya dengan uang, maka banyak orang yang bisa kaya dengan saham. Namun, tak sedikit pula orang yang tiba-tiba jatuh miskin dan dengan tanggungan segunung hutang karena saham. Jika sudah begitu, apakah saham masih bisa dikatakan sebagai mainan?
Saham Menguntungkan, Saham Resiko Tinggi
Saham bisa membuat orang menjadi kaya dan saham pula bisa membuat orang jatuh miskin. Karenanya, banyak orang yang menyebutkan jika saham itu high risk and high return, disatu sisi potensi keuntungan saham cukup besar, disisi lain resiko kerugiannya juga besar pula potensinya. Sehingga, banyak orang yang lebih memposisikan saham sebagai salah satu instrumen investasi selain tanah, properti, obligasi dan sebagainya dan bukan menganggap saham sebagai mainan.
Saham adalah salah satu pilihan investasi dan investasi itu masuk sebagai salah satu tugas dari manajer keuangan. Manajer keuangan tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan saja. Tetapi manajer keuangan juga dibutuhkan oleh keluarga dan juga setiap orang. Dalam tugasnya, manajer keuangan memikirkan bagaimana cara mendapatkan dana. Dari dana yang didapat kemudian memikirkan bagaimana mengelolanya. Dan jika ada sisa, kemana dana tersebut harus diinvestasikan. Cara mendapatkan dana, bagaimana mengelola dana, dan jika ada sisa ke mana menginvestasikannya, tiga tugas inilah yang harus dijalankan manajer keuangan. Sehingga, tidak hanya perusahaan saja yang butuh seorang manajer keuangan, namun keluarga dan setiap orang juga butuh sifat manajer keuangan ini.
Sehingga, jika saham adalah salah satu pilihan investasi, maka dana yang digunakan untuk membeli saham adalah dana sisa atau dana yang sengaja dialokasikan untuk investasi, bukan dana yang dipakai untuk operasional atau untuk keperluan sehari-hari.
Pertimbangkan Masa Investasi Saham
Perubahan kondisi market berjalan sangatlah cepat. Kita tidak tahu, saham perusahaan yang kita beli naik atau turun setelah satu menit, satu jam, sehari, satu minggu atau bahkan satu tahun pasca pembelian itu. Seandainya seorang ibu rumah tangga kemudian menggunakan dana belanja bulanan untuk membeli saham perusahaan. Kemudian, beberapa saat atau beberapa hari setelahnya tiba-tiba kondisi market semakin memburuk. Sebagian besar saham turun harganya termasuk saham yang dibeli ibu tadi. Ibu tersebut kini butuh uang untuk belanja. Karena uang bulanan yang seharusnya dialokasikan buat belanja tetapi buat beli saham, meski turun mau atau tidak mau Ibu itu harus menjual saham yang dibeli. Dan akhirnya, si Ibu mendaptkan dana yang lebih sedikit daripada saat si Ibu membeli. Dengan kata simpelnya, si Ibu rugi.
Beda halnya jika dana yang digunakan si Ibu adalah dana sisa, bukan dana bulanan. Saat saham yang dibeli harganya turun, maka si Ibu masih bisa tenang, tidak memikirkan bagaimana mendapatkan dana untuk belanja besok dan tidak perlu menjual rugi saham tersebut. Ia bisa menahannya sampai harga kembali naik hingga saat menjualnya bisa mendapatkan uang lebih banyak dari pada saat dia membeli. Si Ibu mendapatkan keuntungan.
Saham dibeli dengan uang. Saham juga menawarkan imbal hasil yang menggiurkan, tapi juga dengan resiko kerugian yang tidak sedikit jumlahnya. Banyak orang sukses dan menghasilkan uang dengan saham, namun juga tidak sedikit pula orang yang kehilangan uang hingga mempunyai banyak hutang karena saham. Jika sudah begini, masih bisakah saham disebut mainan? Silahkan tentukan diri Anda, apakah Anda termasuk orang yang menganggap saham sebagai mainan? Mari kita anggap investasi saham ini sebagai bisnis yang serius agar kelak dapat menjadi investor saham yang sukses.