Written by Geraldo Kofit, December 07, 2020
Candlestick Marubozu merupakan salah satu pola candlestick yang paling dasar dan keberadaannya mencerminkan pergerakkan harga selanjutnya. Ciri-ciri yang paling mencolok dari candlestick marubozu adalah hilangnya "garis" di tubuh candlestick yang menggambarkan titik tertinggi dan terendah dari pergerakan harga, karena harga pembukaan (open price) sama dengan harga terendah (candle sebelumnya) dan harga penutupan (close price) sama dengan harga level tertinggi (candle sekarang). Singkatnya, untuk menggunakan pola candlestick Marubozu ini, trader tinggal memperhatikan ada atau tidaknya warna pada tubuh candle.
Candlestick Marubozu juga erat kaitannya dengan trend pergerakan harga. Pada dasarnya, pola candlestick Marubozu Bullish menggambarkan kondisi trend dalam keadaan yang sangat bullish karena jelas bahwa saat itu pemegang kendali adalah para buyer. Jika Marubozu muncul di chart, maka bisa jadi trend bullish akan berlanjut atau akan muncul pola reversal bullish. Sebaliknya, batang Marubozu Bearish menggambarkan kondisi trend dalam keadaan yang bearish karena seller-lah yang memegang kendali atas price action.
Strategi trading yang menguntungkan bisa dibangun berdasarkan indikasi continuation yang dikandung oleh Marubozu. Mula-mula, trader mencari entry poin yang ideal. Setelah itu, strategi trading yang sederhana dapat diciptakan setelah melihat penampakan pola Marubozu, tetapi tetap tergantung pada konteks pasar saat pola itu muncul.
Sebetulnya kemunculan Marubozu terbilang jarang terjadi, utamanya dalam time frame harian. Tapi jangan salah, sinyal yang disampaikan oleh Marubozu terbilang cukup kuat. Oleh sebab itu, saat menangkap kemunculan Marubozu, yang pertama dipertimbangkan adalah dalam konteks pasar seperti apa pola candlestick itu terbentuk. Kemudian, amatilah dimana closing price dalam candle marubozu itu sebagian besar terletak, apakah di garis support atau resisten.
Jika candle menembus sebagian besar support atau resisten dengan meyakinkan, maka strategi yang mungkin untuk dilakukan adalah dengan memasukkan sebuah limit atau market order, dalam upaya untuk memasuki pasar pada retracement harga yang kembali ke dekat level support dan resisten. Jangan lupa untuk memasang stop-loss di level yang berlawanan dengan level tersebut.
Apabila candle Marubozu ternyata tidak melewati level support maupun resisten kita, maka trader harus mencari indikator momentum seperti MACD untuk petunjuk selanjutnya tentang bagaimana kira-kira pergerakan pasar sebelum membuat keputusan trading.
Jika ditanya bagaimana cara entry point setelah mendapati pola Marubozu, apakah setelah penutupan harganya ataukah memakai Pending Order? Maka jawabannya relatif, tergantung pada masing-masing trader. Memang, salah satu sifat Marubozu adalah jika candlenya naik (White Marubozu) maka kelanjutannya akan naik dan jika candle marubozu turun (Black Marubozu), maka kelanjutannya akan turun, namun tetap diingat bahwa realitanya terkadang tidak sesederhana itu.
Untuk entry point, baik setelah close price maupun menggunakan Pending Order, sebaiknya tetap menggunakan SL sekitar 50% - 100% dari ukuran candle marubozu tersebut. Candle Marubozu-nya bisa diukur menggunakan tools Crosshair di Metatrader. Saya sendiri biasanya akan menunggu beberapa candle, yaitu 1 atau 2 candle berikutnya untuk bisa memastikan pergerakan pair selanjutnya.
Terus belajar dan jangan menyerah, dapatkan FREE Edukasi di Live Trading School MRG Premiere
Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI TEKNIK TRADING ini langsung dengan Saya untuk memaksimalkan profit anda
CALL atau WhatsApp ke +62 838.96.96.96.39 dan cari GERALDO