STOCHASTICS OSCILLATOR : POWERFULL TOOLS TO MAKE YOU PROFIT IN FINANCIAL MARKET

Written by Karlina, November 19, 2020

Halo Traders, kali ini saya akan membahas tentang salah satu indikator tertua dalam trading, yaitu Stochastics Oscillator. Stochastics adalah salah satu tools yang sering sekali digunakan oleh para Technicalist di Futures Trading, indikator ini ditemukan oleh George C. Lane pada tahun 1950. Indikator ini berguna ketika Anda ingin menentukan momentum terbaik pada saat entry di market. Indikator ini pun masih sering digunakan karena jika didasari pemahaman yang benar Teknik ini bisa membuat kita mendapatkan profit yang konsisten di market.

Indikator Stochastics Oscillator memiliki tampilan terdisi darai 2 garis yaitu garis %K dan garis %D. Garis %K biasanya digambarkan dengan warna biru yang melambangkan perbandingan harga closing terakhir terhadap range trading terbaru, sedangkan garis %D digambarkan dengan warna merah dengan garis putus-putus yang melambangkan garis sinyal yang dihitung dengan logaritma tertentu dengan menghaluskan garis %K. Kegunaan Stochastic Oscillator adalah untuk mengetahui kapan pembalikan arah di market akan terjadi, atau dengan kata lain Stochastic Oscillator  dipakai untuk mengukur tingkat kejenuhan pasar. Sama halnya dengan indikator RSI, Stochastic Oscillator juga memiliki area overbought dan area oversold yang masing-masing berada di atas nilai 80 untuk overbought area dan di bawah nilai 20 untuk oversold area.

Pada saat Stochastic Oscillator dalam kondisi overbought, Anda bisa bersiap untuk mengambil posisi SELL, sebaliknya jika Stochastic Oscillator dalam kondisi oversold, Anda bisa beriap mengambil posisi BUY. Nah apa sih itu overbought dan oversold pada pasar. Overbought pada pasar adalah kondisi dimana pasar sedang kebanjiran demand (over demand) sehingga para supplier (seller) dengan sendirinya akan mengembalikan keseimbangan pasar. Sebaliknya, begitu pula dengan kondisi oversold. Oversold merupakan kondisi ketika harga mencapai titik termurah di satu periode. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya tingkat penawaran dan rendahnya demand di market. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa membaca artikel berikut “OVERBOUGHT & OVERSOLD"

Ada 2 Strategi trading jika menggunakan Stochastics Oscillator, yaitu :

Buy Bottom Sell Top Strategy



Ini adalah strategi dimana open BUY atau SELL pada saat market pada kondisi Jenuh  Jual atau Jenuh Beli (overbought or oversold area) dan terhjadi perpotongan garis Stochastics memiliki nilai dibawah 20 dan garis signal (putus-putus) memotong garis utama dari atas, sehingga selanjutnya garis signal akan berada di bawah garis utama. Sedangkan entry poin untuk SELL adalah pada saat stochastic berada di atas nilai 80 dan garis signal memotong garis utama dari bawah, sehingga selanjutnya garis signal akan berada di atas garis utama.
 

Divergence Strategy



Strategi divergence ini biasanya untuk mid-swing trade, jadi bila menemukan chart seperti ini biasanya harga bergerak jauh (minimal 40 Pips). Cara mendeteksinya adalah dengan melihat perbedaan antara grafik harga dengan stochastic serta garis stochastic yang berpotongan. Untuk entry SELL, Anda harus menemukan ketika grafik pergerakan harga meninggi sementara stochasticnya merendah, sebaliknya jika entry BUY grafik harga merendah dan stochasticnya meninggi. Jangan lupa juga memastikan bahwa garis signal dari stochastic memotong garis utama (dari bawah untuk SELL, dan dari atas untuk BUY).

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami