Written by Astronacci, August 22, 2025
Teknik averaging sering jadi pilihan trader ketika posisi trading merugi. Masalahnya, strategi ini kerap berubah jadi bumerang karena dipakai tanpa perhitungan. Akibatnya, banyak trader menambah posisi hanya demi “menyelamatkan” entry yang salah, padahal risiko kerugian bisa semakin besar. Lalu, bagaimana cara menggunakan teknik averaging agar tetap aman dan tidak menjebak? Simak strategi, risiko, dan tips trading aman dengan teknik averaging berikut ini.
Baca Juga: Waspadai Overanalysis dalam Trading, Ini Tipsnya!
Teknik averaging dalam trading adalah strategi menambah posisi baru ketika posisi sebelumnya sedang mengalami floating loss (rugi sementara). Tujuannya untuk menurunkan harga rata-rata entry, sehingga ketika harga berbalik arah, trader bisa mencapai break even point (BEP) atau bahkan lebih cepat memperoleh profit.

Ilustrasi Trader Analisis Averaging
(Sumber Gambar:freepik/EyeEm)
Ada dua jenis teknik averaging yang paling umum digunakan trader:
Averaging Down: menambah posisi baru saat harga bergerak berlawanan dengan entry awal. Contohnya, terus membeli ketika harga justru turun.
Averaging Up: menambah posisi ketika harga bergerak searah dengan entry awal. Misalnya, membeli lagi ketika harga terus naik.
Sekilas teknik ini terlihat sederhana, tetapi jika dilakukan tanpa perhitungan yang matang, teknik averaging justru bisa memperbesar risiko kerugian.
Banyak yang menganggap teknik averaging selalu berbahaya, padahal teknik ini bisa tetap aman jika dipakai dengan disiplin. Berikut kondisi yang perlu diperhatikan:
Tren Pasar Harus Jelas: Averaging hanya layak dipakai saat pasar sedang dalam tren kuat (uptrend atau downtrend), bukan ketika sideways. Pastikan posisi pertama belum terlalu jauh melawan arah harga.
Modal & Margin Cukup: Jangan paksakan averaging jika modal tipis. Margin yang sehat akan memberi ruang agar posisi tetap aman tanpa risiko margin call.
Batas Layer yang Ketat: Tetapkan maksimal jumlah averaging (misalnya 3 layer) dengan jarak entry yang terukur, bukan asal tambah posisi setiap harga bergerak sedikit.
Ada Sistem & Risk Management: Averaging harus jadi bagian dari strategi yang teruji, lengkap dengan money management dan cut loss. Tanpa itu, averaging hanya akan jadi jebakan.
Ingatlah bahwa trader profesional tidak menggunakan averaging untuk “menyelamatkan” posisi nyangkut, melainkan sebagai strategi terencana dalam sistem trading yang lebih besar.
Baca Juga: Manajemen Risiko Trading: Ini Tips Klasik yang Masih Ampuh!

Ilustrasi Risiko Teknik Averaging untuk Trader
(Sumber Gambar:freepik/freepik)
Banyak trader menggunakan teknik averaging tanpa pemahaman yang cukup. Bukannya menutup kerugian, strategi ini justru membuat posisi kerugian semakin dalam. Ada beberapa alasan utama mengapa trader sering gagal saat menerapkan averaging:
Tidak ada batasan jumlah entry. Trader menambah posisi berkali-kali tanpa memperhitungkan margin dan modal yang tersedia.
Tidak punya rencana exit. Averaging sering dilakukan hanya untuk “menyelamatkan” posisi nyangkut, tanpa tahu kapan harus keluar dari pasar.
Tekanan psikologis. Saat floating loss membesar, trader mudah panik, stres, atau bahkan menolak kenyataan.

Ilustrasi Tekanan Psikologis Trader
(Sumber Gambar:freepik/rawpixel.com)
Melawan arah pasar. Averaging down di tengah tren kuat, misalnya downtrend, sama saja dengan melawan arus, akhirnya tenggelam sendiri.
Intinya, averaging tanpa kendali dan tanpa sistem yang jelas lebih mirip berjudi daripada strategi trading yang sehat.
Agar averaging tidak berubah jadi jebakan kerugian, perhatikan beberapa aturan penting berikut:
Hindari Pasar Sideways: Jangan averaging saat market bergerak tanpa arah. Tunggu konfirmasi tren yang jelas sebelum menambah posisi.
Selalu Pakai Stop Loss: Jangan berasumsi semua posisi pasti balik untung. Tetapkan stop loss atau cut loss manual agar kerugian tidak melebar.
Jangan Terlalu Cepat Averaging: Biarkan harga bergerak cukup jauh sebelum entry berikutnya. Posisi yang terlalu rapat hanya akan menumpuk risiko.
Disiplin dengan Risk Management: Meskipun averaging digunakan, tetap batasi risiko maksimal per transaksi agar akun tetap aman.
Ingat, averaging bukan jalan pintas untuk menutup kesalahan, melainkan strategi yang butuh disiplin ketat.
Baca Juga: Cara Open Posisi Trading ala Trader Pro, Ini Rahasianya!
Teknik averaging bisa jadi strategi yang efektif jika digunakan dengan perhitungan matang. Sebaliknya, averaging tanpa sistem hanya akan menyeret trader pada kerugian besar. Karena itu, pahami dulu apa itu averaging, kapan aman dipakai, serta hindari kesalahan umum yang sering terjadi.
Ingat, disiplin dan manajemen risiko tetap kunci utama dalam trading. Averaging hanyalah alat, hasil akhirnya tergantung pada cara kamu menggunakannya.
Mau belajar trading lebih terarah dan bisa dilakukan dari mana saja? Yuk mulai perjalananmu di Astronacci Shop sekarang juga!