Written by Astronacci, September 03, 2025
Waktu trading sering kali jadi penentu keberhasilan seorang trader. Banyak yang sudah punya strategi matang, tetapi tetap gagal hanya karena salah memilih jam masuk ke pasar. Faktanya, ada kondisi tertentu yang justru berisiko tinggi dan sebaiknya dihindari. Mengetahui kapan tidak trading sama pentingnya dengan tahu kapan harus masuk pasar.
Baca Juga: Manajemen Risiko Trading: Ini Tips Klasik yang Masih Ampuh!
Menentukan waktu trading yang tepat tidak selalu berarti harus terus aktif di pasar. Justru, menahan diri sering menjadi bagian penting dari strategi. Diam bukan berarti pasif, melainkan bentuk disiplin untuk menjaga modal, emosi, dan mental. Dengan kesabaran, trader bisa menghindari keputusan terburu-buru dan menunggu momen yang benar-benar mendukung strategi.
Tidak semua jam pasar layak dimanfaatkan untuk masuk posisi. Ada waktu trading yang justru lebih berisiko daripada menguntungkan. Misalnya:
Volatilitas rendah & harga bergerak sempit, biasanya sering memicu false breakout.
Indikator teknikal bertentangan, contoh: RSI overbought, tapi MACD masih bullish.
Volume perdagangan tipis, biasanya sinyal pasar kurang valid.
Selain itu, ada beberapa faktor lain, baik eksternal maupun internal, yang juga perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk masuk ke pasar. Faktor-faktor ini sering kali menjadi penentu apakah trading berjalan optimal atau justru berisiko tinggi.
Selain kondisi pasar, faktor psikologis juga sangat berpengaruh dalam menentukan waktu trading. Banyak keputusan buruk justru lahir bukan karena analisis teknikal yang salah, melainkan karena emosi yang tidak terkendali. Misalnya:
Trading hanya karena bosan.
Revenge trading setelah rugi besar.
Overconfidence setelah profit berturut-turut.
Memaksa entry saat sedang stres atau tidak fokus.
Semua kondisi ini berbahaya karena membuat trader membuka posisi di saat yang sebenarnya tidak ideal.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Dasar Analisis Teknikal untuk Pemula
Salah satu momen yang paling berisiko adalah saat rilis berita ekonomi besar seperti Non-Farm Payroll (NFP), keputusan suku bunga The Fed, atau data inflasi. Pada periode ini, pasar sering bergerak liar dengan volatilitas ekstrem. Lonjakan harga biasanya tidak rasional dan sulit diprediksi, sehingga analisis teknikal sering kali gagal terbaca. Bagi trader, lebih bijak menunggu kondisi pasar kembali stabil sebelum mengambil posisi.
Selain berita besar, ada beberapa kondisi lain yang sebaiknya tidak dijadikan waktu trading:
Libur panjang & akhir pekan: Likuiditas rendah, spread melebar, eksekusi order kurang menguntungkan.
Ketidakpastian geopolitik: Perang, konflik, atau isu politik global dapat mengubah arah pasar tiba-tiba.
Mencoba instrumen baru tanpa analisis matang: Misalnya langsung masuk komoditas atau kripto hanya karena tren, tanpa riset mendalam.
Baca Juga: Trading Plan Sering Gagal? Ini Penyebab dan Solusinya
Tidak ada kewajiban untuk selalu aktif trading setiap hari. Justru, kesabaran dalam menunggu momen yang tepat sering menjadi pembeda antara trader sukses dan yang gagal. Ingat, menunggu bukanlah kelemahan, melainkan bagian dari strategi. Dengan memilih waktu trading secara bijak, peluang profit bisa meningkat dan risiko kerugian lebih terkendali.
Ingin memperdalam cara memilih waktu trading yang tepat? Temukan panduan lengkapnya di Astronacci dan buka jalan menuju trading yang lebih sukses!