YUK! BELAJAR ANALISA TEKNIKAL

Written by Karlina, December 02, 2022

Analisis teknikal merupakan analisa yang memperhatikan dan mempelajari pola-pola grafik, dimana pergerakan saham diidentifikasikan dengan pola-pola tertentu, Oleh karena itu belajar analisa teknikal sangat erat kaitanya dengan belajar membaca grafik/chart.

Apa saja hal yang harus dipelajari dalam Analisa Teknikal?

Ada beberapa hal yang perlu dipelajari agar kita dapat menggunakan Analisa Teknikal, diantaranya; Mengidentifikasi Support dan Resistance, Volume dalam Trading, Memahami Divergence dan Risk Management, Memahami Konteks Pasar, Fase Pasar, dan Back-Testing Strategi Trading.

Proses analisis teknikal saham kerap dilakukan dengan memperhatikan grafik pergerakan saham. Dalam upaya tersebut, investor kerap menggunakan tiga asumsi dasar dalam proses penilaian saham, yaitu: 

  • Pergerakan pasar

Saat melakukan analisis, Anda perlu menjadikan pergerakan pasar sebagai acuan. Alasannya, karena pergerakan pasar merupakan gambaran kondisi yang tengah terjadi. Apalagi, adanya pergerakan tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti bencana alam, politik, ataupun kondisi psikologis pelaku pasar. 

  • Harga mengikuti tren

Asumsi selanjutnya bahwa harga selalu mengikuti tren. Pergerakan harga yang berlangsung di pasar tidak terjadi secara acak, melainkan berlangsung dalam pola tertentu. Selanjutnya, akan ada momen pola tersebut akan berhenti dan berbalik arah. Di kalangan investor saham, terdapat beberapa jenis tren, yakni tren naik, tren turun, serta tren mendatar. 

Berkaitan dengan definisi tren, Charles H. Dow melalui teorinya yaitu The Dow Theory membagi tren dalam tiga jenis, yaitu: 

Primary trend, merupakan pergerakan harga saham dalam jangka panjang. 
Secondary atau intermediate trend, pergerakan harga yang berlangsung bersamaan dengan primary trend. 
Minor trend atau day-to-day moove, fluktuasi harga yang berlangsung setiap hari. 

  • Sejarah Berulang

Terakhir adalah asumsi bahwa sejarah selalu berulang. Mereka yang menggunakan analisis teknikal saham sering mengatakan kalau pola pergerakan saham akan selalu berulang. Oleh karena itu, melalui adanya observasi pola pergerakan saham di masa lalu, seorang investor bisa memprediksi pergerakan saham. 

  • Indikator Penilaian dalam Analisis Teknikal Saham

Analisis teknikal saham dilakukan bukan dengan sekadar asumsi ataupun spekulasi. Namun, Anda perlu membaca dan melakukan analisis terhadap data riil di pasaran. Pada praktiknya, terdapat empat indikator yang sering digunakan, yaitu: 

  • Moving average

Moving average adalah indikator yang paling sering digunakan oleh para trader. Alasannya, karena praktik penggunaannya cukup sederhana. Caranya adalah dengan melakukan perhitungan harga rata-rata salah satu saham pada jangka waktu tertentu. 

  • Relative strength index (RSI)

Ada pula indikator RSI, dilaksanakan lewat upaya membandingkan antara tingkat kenaikan dan penurunan harga saham. Anda akan menjumpai nilai yang berkisar dari 0-100 sebagai upaya menilai apakah saham overbought atau oversold. 

Umumnya, para trader menetapkan RSI pada melebihi titik 70 sudah overbought atau jenuh beli dan akan muncul kemungkinan turun. Sebaliknya, ketika angkanya menginjak pada titik lebih rendah dari 30, pasar sudah oversold, waktunya melakukan pembelian. 

  • Sekilas Pengenalan Dengan Candlestick

Candlestick adalah salah satu jenis grafik harga (chart) yang sering digunakan analis untuk menganalisa pergerakan harga saham. Sejarah singkat mengenai candlestick. Candlestick digunakan para pedagang beras di Jepang untuk mengamati dan menganalisis pergerakan harga beras di pasar. Sejarah metode candlestick bisa dikatakan berawal dari abad ke-16. Pada akhir tahun 1500-an hingga pertengahan tahun 1700-an, Jepang yang memiliki 60 provinsi merupakan negara dengan jalur perniagaan yang berkembang pesat.

Seorang pedagang beras bernama Monehisa Homma terkenal karena memprediksi pergerakan harga-harga beras pada masa lampau. Berawal dari catatan rutinnya mengenai harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah pasar setiap harinya, Homma menggambarkan pola candlestick yang pada akhirnya juga digunakan sebagai acuan oleh sesama trader pada masa itu.

Candlestick memiliki ukuran badan yang berbeda-beda dan mampu menunjukkan kekuatan dari trend. Badan yang panjang dengan harga close diatas harga open menunjukkan kenaikan yang kuat, sebaliknya badan yang panjang dengan harga close dibawah harga open menunjukkan pelemahan yang kuat. Namun badan yang kecil hanya menunjukkan kondisi trend yang belum kuat.

Ada pula bentuk candle seperti diatas. Upper Long Shadow menunjukkan pelemahan kuat karena terjadi banyak penjualan dan sering kita jumpai di kondisi trend menurun, sedangkan untuk Long Lower Shadow menunjukkan kenaikan yang kuat karena adanya banyak pembeli.

RECOMMENDATION FROM EXPERT:

  • Jadikanlah market sebagai sahabat Anda dan juga terus menambah pengetahuan serta tips trading yang baik dari artikel saya
  • Share artikel ini ke teman Anda dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya
  • CALL atau whatsapp dan cari LINA silahkan hubungi di SINI

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami