June 29, 2022
Sumber: https://www.indopos.co.id/
INDOPOS.CO.ID – Inflasi secara besar-besaran di Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) menyebabkan penguatan dolar AS yang diawali pada bulan Maret 2022.
Astronacci International sebagai research company menjadi yang PERTAMA dalam memberikan “BIG EARLY WARNING” (https://bit.ly/prediksirupiah) sejak bulan April beserta pelemahan Rupiah dengan target 16.200 per dolar AS.
Astronacci sebagai research company telah berhasil memberikan prediksi arah market dengan tepat. Seperti bottom reversal pada pergerakan IHSG pada 24 Maret 2020 yang ada pada kanal Youtube Astronacci International (https://youtu.be/VB7o2dspzl4), hingga wave analysis Astronacci yang akan mencapai area 7,300 pada April 2022 dan beberapa hari setelah video dipublikasi, IHSG jatuh hingga 800 poin dari titik tertinggi sesuai dengan prediksi yang diberikan.
Krisis financial market dan juga pelemahan terhadap Rupiah diduga diawali dengan perang antara Rusia dengan Ukraina yang menyebabkan kenaikan pada harga minyak dan diikuti dengan inflasi secara besar-besaran di AS.
Tepat pada tanggal 17 April 2022, Astronacci memberikan prediksinya terhadap kenaikan suku bunga The Fed yang sudah pasti terjadi untuk menghadang laju inflasi dari AS. Kenaikan suku bunga The Fed ini juga mendorong laju penguatan dari US Dollar Index (DXY) yang ke depannya akan berdampak negatif terhadap rupiah. Dengan kondisi rupiah yang berada di Rp14,340 per dolar AS berhasil menguat ke area Rp14,450 per dolar AS pada 25 April 2022.
Hal ini menandakan bahwa USD/IDR mulai keluar dari area konsolidasinya. Astronacci kembali mengingatkan kepada trader maupun investor terkait pelemahan rupiah akan segera terjadi (https://bit.ly/prediksirupiah).
“Kondisi sekarang ini rupiah adalah laggard indicator dari US Dollar. Sehingga ketika terjadinya penguatan terhadap US Dollar secara terus menerus, maka sebentar lagi akan terjadi pelemahan terhadap Rupiah secara signifikan.” ujar Dr. Gema Goeyardi pada salah satu video di kanal Youtube Astronacci International (https://youtu.be/2NyFOJD6KEU).
Sesuai dengan prediksi dari Astronacci, kenaikan suku bunga The Fed yang diawali pada bulan Maret 2022 sebesar 25 bps, lalu mengalami kenaikan lagi pada bulan Mei 2022 sebesar 50 bps, hingga kemudian mencapai 75 bps pada Juni 2022. Penguatan dolar AS ini tentunya akan membawa dampak negatif terhadap rupiah.
Melihat pelemahan nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.812 per dolar AS di pasar pedagangan pada Senin, 27 Juni 2022. Hal ini sesuai dengan prediksi Dr. Gema Goeyardi yang mengatakan bahwa akan terus terjadi penguatan dolar AS dan pelemahan Rupiah dengan target dari Astronacci Rp16.200 per dolar AS.
Terkait analisis pelemahan rupiah, Astronacci memberikan prediksi terbarunya dalam melihat USD/IDR yang memiliki potensi untuk menguji kembali area support dan membentuk secondary reaction.
Secara indikator momentum yang mengarah ke bawah pada area jenuh beli (overbought), hal ini mengindikasikan bahwa USD/IDR berpotensi untuk terjadinya pelemahan ke area support Rp14,710 sebelum kembali menguat untuk mengisi area gap pada area Rp16,200.
“Sebagai seorang investor, Anda wajib untuk mengetahui apa yang saat ini terjadi di negara kita, dan bersiap-siap untuk hal yang terburuk karena dengan demikian, Anda bisa mengamankan portofolio Anda,” ujar Dr. Gema Goeyardi.
Apa yang harus dilakukan oleh trader Indonesia dalam menghadapi kondisi ini? Dr. Gema Goeyardi dalam video prediksinya, sudah menjelaskan beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, mulai menabung dolar AS. Kedua, carilah saham yang diuntungkan dengan pelemahan rupiah. Ketiga, hindari saham-saham yang dirugikan dengan pelemahan rupiah.
“Back to basic. Belajar dari nol. Bagaimana berinvestasi, bagaimana melindungi aset Anda bersama Astronacci.” Melalui A-CLUB Academy, Dr. Gema Goeyardi selalu menyampaikan prediksinya, mulai dari kondisi ekonomi makro, memberikan early warning agar trader Indonesia bisa siap hingga prediksi arah market untuk menghasilkan profit!.(ibs)