Sumber: www.lensaindonesia. (12 Desember 2020)

LENSAINDONESIA.COM: Astronacci International optimis di tahun 2021 akan memasuki era gemilang, sebab di penghujung tahun 2020 IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tumbuh positif.Gema Goeyardi, President dan Founder PT Astronacci International memaparkan, tahun 2020 yang masih pandemi ini membuat tekanan di seluruh perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Hal tersebut memunculkan daya beli masyarakat, banyaknya PHK serta PSBB yang mengarah ke jurang resesi. Namun, bukan berarti 2021 tidak ada harapan positif.“Justru sinyal-sinyal perbaikan telah muncul di penghujung 2020, misalnya IHSG terus ke arah positif mendekati 6000 serta membaiknya berbagai elemen ekenomi makro lainnya,” ungkap Gema saat dijumpai di Surabaya, Sabtu (12/12/2020).

Ia menambahkan, membaiknya daya beli masyarakat, melonggarnya PSBB ditandai berangsurnya aktivitas masyarakat ke arah normal merupakan tanda-tanda perbaikan di ujung 2020 menuju 2021 yang lebih baik.“Ini juga sejalan dengan langkah pemerintah yang menyebut bahwa APBN masih akan menjadi tumpuan utama dalam proses pemulihan perekonomian nasional pada tahun 2021,” tandas Gema.

Lahir Jutawan Investasi

Di sisi lain, Gema memprediksi akan muncul jutawan-jutawan baru di tahun 2021 seiring meningkatnya IHSG dan komoditas investasi lainnya. Terutama bagi mereka yang terjun di pasar saham saat pandemi.“Ini menarik, pasca pandemic covid 19, akan hadir banyak jutawan dari investasi, emas, saham forex, tentunya sepanjang memilih momen dan guru yang tepat,” imbuhnya.Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan terus menguat di akhir tahun ini jelang siklus SUN IN CAPRICORN hingga tahun 2021 mendatang.Bahkan, ia memprediksi target IHSG di 2021 bakal bergerak di level 6.400-6.600. Fakta ini akan terealisasi jika banyak perusahaan melantai di bursa tahun depan dengan nilai trilyunan.

Menurutnya, menguatnya otot IHSG ini efek dari kemenangan Joe Biden yang euforianya masih terasa hingga akhir tahun. Pasalnya, Joe Biden mementingkan peranan multilateral yang melibatkan sejumlah aliansi partner dagangnya dengan Eropa dan Asia untuk mencapai kesepakatan dengan dominasi China.“Biden lebih jelas arah politik luar negeri, akibatnya volatilitas rendah. Dan ini sangat menguntungkan emerging market termasuk Indonesia,” jelas Gema.

Omnimbus Law Bawa Dampak Positif

Gema juga melihat aset saham dan obligasi dalam lima tahun terakhir masih sangat minim dipegang investor asing sehingga ruang gerak arus masuk dana asing masih sangat lebar sekali. Ditambah lagi dengan hadirnya vaksin di Indonesia akan mampu merubah kondisi perekonomian.“Vaksin Pfizer dan Moderna yang efektivitasnya di atas 90% membuat aset Indonesia juga menjadi menarik, sebab berdampak pada pelonggaran restriksi sosial yang akan memulihkan demand,” tuturnya.Selain itu, sentimen positif dari penerapan Omnibus Law yang dinilai berefek luar biasa untuk ekonomi Indonesia khususnya sektor manufaktur akan membuat Foreign Direct Investment (FDI) makin melonjak.

“Pada Omnibus Law ada tax reform, penurunan pajak korporasi menjadi 20% di 2022 akan menjadi lebih kompetitif dibanding Asean lainnya dan derasnya FDI akan membuat rupiah menguat,” pungkas Gema.Diprediksi, saham-saham yang berpeluang naik signifikan pada 2021 diantaranya BMRI,BBRI,BBNI,ITMG,KAEF,CPIN,ASII,ERAA,CTRA,BSDE dan beberapa saham lainnya yang dapat anda lihat ulasannya secara gratis di YOUTUBE ASTRONACCI INTERNATIONAL dan INSTAGRAM.

 

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami