Sumber: www.bisnissurabaya.com (13 Desember 2020)
Surabaya, (bisnissurabaya.com) – Memasuki 2021, akan banyak jutawan-jutawan baru seiring dengan meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG dan komoditas investasi lainnya. Penegasan itu dikemukakan Presiden dan Founder PT Astronacci International, Gema Goeyardi, kepada bisnissurabaya.com, di Surabaya Sabtu (12/12) sore. “Apalagi bagi mereka yang sudah terjun di pasar saham saat pandemi. Ini menarik, setelah pandemic covid-19, akan hadir banyak jutawan dari investasi, emas, saham forex, tentunya sepanjang memilih momen dan guru yang tepat,” kata Gema, ketika berbicara tentang fenomena ekonomi 2021. Hal ini, kata dia, bukannya tanpa alasan. Sebab IHSG diprediksi bakal terus menguat pada akhir 2020 menjelang siklus Sun In Capricorn, hingga 2021 mendatang.
Ia memprediksi, target IHSG di 2021 bakal bergerak di level 6.400-6.600. Apalagi akan banyak perusahaan yang akan melantai di bursa tahun depan dengan nilai trilyunan.Dia menjelaskan, hal ini disebabkan penguatan otot IHSG disisa 2020 ini tak lain dipengaruhi oleh kemenangan Joe Biden, yang euforianya masih akan terasa hingga akhir tahun.Pasalnya, menurut dia, Joe Biden, mementingkan peranan multilateral dengan melibatkan beberapa aliansi partner dagangnya dengan Eropa dan Asia dalam hal mencapai kesepakatan dengan dominasi China.
“Biden lebih jelas arah politik luar negeri, akibatnya volatilitas rendah. Dan ini sangat menguntungkan emerging market termasuk Indonesia,” jelas Gema Goeyardi, yang juga memiliki sekolah pilot 14 Day Pilot Flight Academy di America Serikat yang telah memenangkan 4 rekor MURI dengan meluluskan commercial pilot FAA dengan waktu 80 hari tercepat di dunia.Selain itu, Gema, melihat aset saham dan obligasi dalam lima tahun terakhir masih sangat kecil dipegang oleh investor asing. Sehingga ruang gerak arus masuk dana asing masih sangat lebar sekali. “Vaksin Pfizer dan Moderna yang efektivitasnya di atas 90 persen membuat aset Indonesia juga menjadi menarik, karena berdampak pada pelonggaran restriksi sosial yang akan memulihkan demand,” jelasnya.
Sentimen positif dari penerapan omnibus law yang dinilai berefek luar biasa ke ekonomi Indonesia khususnya sektor manufaktur yang membuat foreign direct investment/FDI semakin meningkat deras. Dalam omnibus law ada tax reform, penurunan pajak korporasi menjadi 20 lersen di 2022 akan menjadi lebih kompetitif dibanding Asean lainnya dan derasnya FDI akan membuat rupiah menguat,” pungkas Gema.Saham-saham yang masih berpeluang naik banyak pada 2021 adalah BMRI, BBRI, BBNI, ITMG, KAEF, CPIN, ASII, ERAA, CTRA, BSDE dan beberapa saham lainnya