Sumber: www.radarsidoarjo.jawapos.com (14 Desember 2020)
SURABAYA – Pandemi Covid-19 telah menciptakan tekanan di seluruh perekonomian dunia. Tak terkecuali di Indonesia.Presiden Direktur Astronacci International Gema Goeyardi,seorang pengamat sekaligus pelaku pasar modal, tekanan-tekanan ekonomi itu di antaranya menurunnya daya beli masyarakat hingga banyaknya PHK. Serta tekanan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang menjadikan ekonomi domestik masuk ke jurang resesi. Namun, bukan berarti 2021 tidak ada harapan positif.
“Justru sinyal-sinyal perbaikan telah muncul di pengujung 2020. Misalnya IHSG terus ke arah positif mendekati 6000, serta membaiknya berbagai elemen ekonomi makro lainnya,” ungkap Gema, Sabtu (12/12).Dia menyebut adanya membaiknya daya beli masyarakat, melonggarnya PSBB yang ditandai dengan berangsurnya aktivitas masyarakat ke arah normal adalah tanda-tanda perbaikan ekonomi yang muncul di ujung 2020.
Hal ini tentunya juga sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah yang menyebut bahwa APBN masih akan menjadi tumpuan utama dalam proses pemulihan perekonomian nasional pada tahun 2021. “Kita harus optimistis menyambut 2021,” ungkap founder PT Astronacci International itu.Hal menarik lainnya menurut Gema adalah akan banyak jutawan-jutawan baru di tahun 2021 seiring dengan meningkatnya IHSG dan komoditas investasi lainnya. Apalagi bagi mereka yang sudah terjun di pasar saham saat pandemi.
“Ini menarik, setelah pandemi Covid-19, akan hadir banyak jutawan dari investasi, emas, saham forex. Tentunya sepanjang memilih momen dan guru yang tepat,” papar Gema tentang fenomena ekonomi 2021.Hal ini bukannya tanpa alasan, sebab IHSG diprediksi bakal terus menguat pada akhir tahun ini menjelang siklus Sun In Capricorn hingga tahun 2021 mendatang. Ia memprediksi bahwa target IHSG di 2021 bakal bergerak di level 6.400-6.600. Apalagi banyak perusahaan yang bakal melantai di bursa tahun depan dengan nilai triliunan
Dia menjelaskan hal ini disebabkan penguatan otot IHSG di sisa tahun ini, tak lain dipengaruhi oleh kemenangan Joe Biden (menjadi Presiden Amerika Serikat) yang euforianya masih akan terasa hingga akhir tahun.Pasalnya Joe Biden mementingkan peranan multilateral dengan melibatkan beberapa aliansi partner dagangnya dengan Eropa dan Asia dalam hal mencapai kesepakatan dengan dominasi China.“Biden lebih jelas arah politik luar negeri, akibatnya volatilitas rendah. Dan ini sangat menguntungkan emerging market termasuk Indonesia,” jelas Gema. (uta/opi)