ADCGDHSWI DUYCG ASUDC

Suasana penukaran mata uang dolar Amerika ke mata uang rupiah di salah satu pusat penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, Minggu (6/4/2025). (Foto: B-Universe/ Joanito De Saojoao)

https://investor.id/finance/394146/jeblok-di-angka-rp-17-ribuan-astronacci-prediksi-rupiah-makin-loyo-dipukul-dolar-as

JAKARTA, investor.id – Awal masuk setelah cuti Lebaran agaknya menjadi awan kelabu bagi rupiah. Bagaimana tidak, nilai tukar rupiah (IDR) di pasar luar negeri (Non Deliverable Forward/NDF) mendekati Rp 17.200 per dolar AS pada sesi pagi hari Senin (7/4/2025).

Hal ini telah diproyeksikan oleh Gema Goeyardi, Founder dan CEO Astronacci, dalam sesi live YouTube Astronacci pada 23 Juni 2024. Adapun dalam siaran tersebut, Gema memperingatkan potensi pelemahan rupiah berdasarkan melemahnya kondisi fundamental ekonomi indonesia yang didukung dengan adanya pola cup and handle, secara analisis teknikal yang mampu membuat harga rupiah terjadi pelemahan dengan signifikan.

Dalam analisanya, Gema menyebutkan, dua titik penting sebagai target pelemahan, yaitu Rp 16.800 sebagai target awal dan Rp 17.200 sebagai resistance kedua yang potensial. Banyak yang meragukan prediksi tersebut, apalagi saat itu rupiah masih bertengger stabil di bawah Rp 15.800 per dolar AS.

“Namun berbekal metode time trading Astronacci dan kombinasi analisis pola teknikal, proyeksi tersebut kini menjadi kenyataan,” papar Gema Goeyardi dalam keterangannya, Selasa (8/4/2025).

Dr Gema Goeyardi, Founder dan CEO Astronacci International berharap rupiah tidak semakin jatuh terhadap dolar AS.

Dia menyebutkan pola cup and handle yang terbentuk di chart pasangan USD/IDR sudah sangat jelas. Ditambah lagi dengan momentum astrologi dan tekanan makroekonomi global.  “Kami melihat peluang besar pelemahan rupiah sejak pertengahan 2024 dan hari ini terbukti,” imbuh Gema tentang analisanya.

Faktor Rupiah Letoy

Ada banyak faktor yang membuat rupiah makin letoy. Beberapa faktor utama yang mempercepat pelemahan rupiah adalah kebijakan tarif impor sebesar 32% yang diumumkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah komoditas dari Indonesia. Kebijakan ini merupakan bagian dari trade war lanjutan yang memicu ketegangan perdagangan global, memperlemah sentimen pasar terhadap negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Ini bukan hanya masalah teknikal, tapi fundamental besar yang mengiringinya. Saat negara sebesar AS menetapkan tarif sebesar ini kepada Indonesia, otomatis investor global akan lebih memilih safe haven seperti dolar AS, emas, dan obligasi AS,” jelas Gema.

Semenrara itu, meski pelemahan rupiah selama beberapa bulan terakhir makin terasa, Gema berkomitmen untuk terus memberikan edukasi investasi dan keuangan di Astronacci melalui kanal edukasinya seperti YouTube Astronacci dan A-CLUB Super App.

Melalui kedua hal tersebut telah memberikan panduan kepada trader, investor, dan pelaku bisnis untuk mengantisipasi dampak pelemahan rupiah. Banyak pengusaha yang berhasil mengamankan nilai tukar dan mengelola risiko valas berkat insight yang diberikan.

“Kami tidak hanya membuat prediksi, tapi memberikan solusi. Banyak pelaku bisnis ekspor-impor, trader forex, hingga investor saham yang terbantu karena tahu lebih awal potensi pelemahan ini dan bisa mengambil langkah taktis,” ujar Gema.

Masa Depan Rupiah

Adapun gonjang-ganjing pasar rupiah tentu saja tidak sampai di sana. Isu pelemahan rupiah hingga Rp 20.000 per dolar AS mulai ramai di masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut Gema memberikan pandangannya untuk tetap berpikir realistis.

“Tekanan memang masih ada, tapi bukan berarti pasti menuju 20 ribu. Investor perlu rasional. Jangan membuat keputusan ekstrem hanya karena rumor. Fokus pada risk management dan tunggu sinyal teknikal yang jelas,” jelas dia.

Meski demikian, dia yang telah berkecimpung di dunia keuangan dan investasi selama lebih dari 20 tahun juga memberikan masukan kepada pemerintah. Salah satunya pemerintah harus responsif. Komunikasi fiskal dan moneter yang kuat, intervensi Bank Indonesia (BI) yang tepat waktu, dan menjaga kepercayaan investor menjadi kunci untuk meredam volatilitas ini.

Berkaitan dengan pelemahan nilai rupiah Gema memiliki pandangan yang serius.

“Kami melihat potensi tekanan masih ada, apalagi jika kondisi geopolitik dan inflasi global belum mereda. Namun kami akan terus memantau sinyal teknikal terbaru dengan metode time trading,” jelas.

Untuk update terkini seputar rupiah, saat ini rupiah akan mulai masuk ke level Rp 17.500 per dolar AS dan bertahan di level tersebut untuk beberapa waktu. Dalam hal ini, BI akan mulai intervensi. Target berikutnya akan sampai pada level Rp 18.200 per dolar AS sesuai dengan target harmonic fibonacci dan pandangan secara makro ekonomi dari tariff war yang ada saat ini, termasuk adanya ancaman inflasi dunia yang akan semakin naik.

Fenomena panic buying dollar di tengah masyarakat juga menjadi hal yang patut diperhatikan, khususnya investor ritel. 

“Panic buying bukanlah strategi investasi yang sehat. Investor sebaiknya memahami tren pasar, bukan hanya ikut-ikutan. Jika ingin lindung nilai, lakukan secara terukur, bukan panik. Diversifikasi aset tetap penting — tidak hanya dolar AS, tapi juga emas atau aset lain yang memiliki sifat lindung,” pungkas Gema Goeyardi.

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami