Warta Ekonomi, Jakarta - Inflasi secara besar-besaran di Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) menyebabkan penguatan dolar AS yang diawali pada bulan Maret 2022. 

Perusahaan riset, Astronacci International sebagai melihat bahwa rupiah akan terus melemah hingga menyentuh Rp16.200 per dolar AS. 

“Akan terus terjadi penguatan dolar AS dan pelemahan Rupiah dengan target dari Astronacci Rp16.200 per dolar AS,” kata Founder sekaligus CEO Astronacci International, Gema Goeryadi, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (28/6/2022).

Astronacci melihat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memiliki potensi untuk menguji kembali area support dan membentuk secondary reaction. Secara indikator momentum yang mengarah ke bawah pada area jenuh beli (overbought), hal ini mengindikasikan bahwa USD/IDR berpotensi untuk terjadinya pelemahan ke area support Rp14,710 sebelum kembali menguat untuk mengisi area gap pada area Rp16,200. 

“Melihat pelemahan nilai tukar Rupiah berada di posisi Rp14.812 per dolar AS di pasar pedagangan pada Senin, 27 Juni 2022. Hal ini sesuai dengan prediksi, akan terus terjadi penguatan dolar AS dan pelemahan Rupiah dengan target dari Astronacci Rp16.200 per dolar AS,” terangnya. 

Menanggapi kondisi tersebut, Ia menjelaskan beberapa langkah yang dapat diambil para investor. Pertama, mulai menabung dolar AS. Kedua, carilah saham yang diuntungkan dengan pelemahan rupiah. Ketiga, hindari saham-saham yang dirugikan dengan pelemahan rupiah. 

“Sebagai seorang investor, Anda wajib untuk mengetahui apa yang saat ini terjadi di negara kita, dan bersiap-siap untuk hal yang terburuk karena dengan demikian, Anda bisa mengamankan portofolio Anda.” Ujar Dr. Gema Goeyardi.

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami