Source: www.kontan.co.id (20 April 2020)

Depresiasi nilai tukar rupiah dan beban utang dalam beberapa tahun ke depan akibat kebijakan fiskal dalam menghadapi pandemi corona (Covid-19) membuat Lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) menurunkan outlook utang Indonesia dari sebelumnya stabil menjadi negatif. Presiden Direktur Astronacci International Sekuritas, Gema Goeyardi menilai, revisi outlook dari S&P tersebut akan memengaruhi kinerja IHSG. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang turun juga akan menyebabkan IHSG tertekan untuk periode semester I-2020 ini. Tetapi dalam minggu ini, Astronacci menilai IHSG memiliki peluang untuk menguat, Sesuai dengan prediksi Astronacci bahwa pembentukan support terjadi pada tanggal 16 -17 April 2020 kemarin.
“Namun penguatan ini memang belum merupakan konfirmasi perubahan tren bearish ke bullish,” ujar Gema saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (19/4). Gema menilai, revisi outlook dari S&P tersebut bakal membuat sebagian dana asing keluar lagi dari pasar ekuitas Indonesia. Prediksi Gema, dana asing akan terus cabut dari pasar saham tanah air sampai akhir kuartal-II 2020. “Kami melihat dengan revisi outlook ini, Pemerintah perlu melakukan stimulus yang bisa mendatangkan kembali dana asing,” sambung dia
Sebagai catatan, sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd), jumlah dana asing yang kabur dari pasar saham domestik mencapai Rp 14,90 triliun. Oleh sebab itu, Gema memperkirakan IHSG masih akan tertekan di semester I-2020. Dengan membaiknya pandemi Covid-19 dan didorong dengan stimulus ekonomi dari pemerintah, IHSG akan melakukan rebound di semester II tahun ini. Untuk itu, prediksi Gema IHSG akan berada di area sekitar 5.500 hingga penghujung tahun ini.

Butuh Konsultasi?

Hubungi Kami