June 29, 2022
Sumber: https://investor.id/
JAKARTA, investor.id- Riset Astronacci International yang diterbitkan Selasa (28/6/22) menyebut dampak dari inflasi besar-besaran di Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) berpotensi mendorong kenaikan nilai tukar kurs Dolar AS ke sejumlah mata uang termasuk Rupiah.
CEO Astronacci International Gema Goeyardi mengatakan, pelemahan Rupiah sebenarnya dimulai dari krisis finansial dan juga ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang menyebabkan kenaikan pada harga minyak dan diikuti dengan inflasi secara besar-besaran di AS. Kenaikan suku bunga The Fed dikhawatirkan mendorong laju penguatan dari US Dollar Index (DXY) yang kedepannya akan berdampak negatif terhadap Rupiah.
"Dengan kondisi Rupiah yang berada di Rp 14.340 per Dolar AS berhasil menguat ke area Rp 14.450 per Dolar AS pada 25 April 2022. Hal ini menandakan bahwa USD/IDR mulai keluar dari area konsolidasinya," jelasnya dalam risetnya, Selasa (28/6/22).
Ia melanjutkan, kondisi Rupiah pada saat ini adalah laggard indicator dari Dolar AS. Sehingga ketika terjadinya penguatan terhadap US Dollar secara terus menerus, maka sebentar lagi akan terjadi pelemahan terhadap rupiah secara signifikan. Kenaikan suku bunga The Fed yang diawali pada bulan Maret 2022 sebesar 25 bps, lalu mengalami kenaikan lagi pada bulan Mei 2022 sebesar 50 bps, hingga kemudian mencapai 75 bps pada Juni 2022.
“Melihat pelemahan nilai tukar Rupiah berada di posisi Rp 14.812 per Dolar AS di pasar pedagangan pada Senin, 27 Juni 2022. Sesuai dengan prediksi Astronacci yang mengatakan bahwa akan terus terjadi penguatan Dolar AS dan pelemahan Rupiah dengan target dari Astronacci Rp 16.200 per Dolar AS,” ujarnya.
Terkait analisis pelemahan Rupiah, Astronacci memprediksi bahwa mata uang USD atau Rupiah berpotensi untuk menguji kembali area support dan membentuk secondary reaction. Secara indikator momentum yang mengarah ke bawah pada area jenuh beli (overbought), hal ini mengindikasikan bahwa USD/IDR berpotensi untuk terjadinya pelemahan ke area support Rp 14.710 sebelum kembali menguat untuk mengisi area gap pada area Rp 16.200.
Gema menyarankan kepada para trader Indonesia dalam menghadapi kondisi ini dengan mulai menabung Dolar AS. “Lalu mencari saham yang diperkirakan untung dari pelemahan Rupiah dan hindari saham-saham yang dirugikan dengan pelemahan Rupiah ini,” katanya.