BEBERAPA SYARAT SEKURITAS UNTUK DIKATAKAN BAIK

Story by : Sinta Debeturu
Category at: CARA MEMBUKA AKUN
Published : March 12, 2021

Perusahaan Efek atau Sekuritas di Indonesia, jumlahnya ratusan!

Beberapa di antaranya pernah tersangkut berbagai skandal, baik masalah administrasi dan hukum. Lalu, bagaimana investor dapat memilih sekuritas yang dapat ‘dikatakan baik’ untuk digunakan pada transaksi trading dan investasinya?

Yuk simak penjelasannya di bawah ini!

Perusahaan Efek atau Sekuritas berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan yang izinnya diatur dalam Peraturan OJK Nomor 20/POJK.04/2016. Peraturan ini mengatur dan menjabarkan persyaratan pendaftaran, hingga ke pengawasan, dan sanksi bagi Perusahaan Efek; baik perusahaannya hingga ke orang perorangnya.

Sebetulnya, dengan berbagai aturan yang telah dituangkan oleh OJK, dari mulai modal, hingga persyaratan yang melarang orang perorang yang pernah terlibat kasus hukum untuk memegang kendali di sekuritas, telah berupaya menjaga kredibilitas suatu sekuritas. Namun, masih saja ada celah yang dilihat oleh segelintir orang untuk melakukan praktik kejahatan keuangan. Untuk itu, beberapa kriteria suatu sekuritas dapat dianggap baik adalah:

  1. Memiliki kredibilitas yang baik dan tidak pernah tersangkut kasus hukum;
  2. Memiliki akses online platform yang dapat terupdate secara presisi;
  3. Memiliki customer service yang dapat dijangkau dengan mudah;
  4. Terdapat berbagai fasilitas penunjang seperti margin;
  5. Memberikan hasil riset dari analis berpengalaman;
  6. Biaya setoran awal dan transaksi yang masuk akal, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah;
  7. dll.

Berbagai kriteria dapat dicari pada berbagai platform, bahkan pernah dibahas sebelumnya. Selain itu, aturan dan sistem yang ada membuat segala bentuk penipuan dan penyelewengan dan sulit sekali dilakukan oleh sekuritas. Namun, tetap selalu ada celah bagi kejahatan. Kasus yang paling terjadi dari penipuan atau pelanggaran yang dilakukan oleh sekuritas adalah manipulasi sistem online trading di platformnya sendiri. Misalnya dengan sengaja terlambang meng-update chart terkini, sehingga investor mengalami mis-interpretasi. Dengan margin besar yang ditawarkan, akhirnya saat investor mengalami kerugian, dananya yang hilang cukup banyak dan diduga hal ini dilakukan agar sekuritas mendapatkan keuntungan.