Written by Astronacci, March 24, 2025
Sentimen pasar adalah cerminan psikologis kolektif para pelaku pasar terhadap pergerakan harga aset. Memahami sentimen ini dapat membantu trader menentukan kapan waktu yang tepat untuk masuk ke pasar, baik dalam kondisi bullish maupun bearish. Dengan memahami bagaimana sentimen pasar terbentuk dan bagaimana cara mengukurnya, trader bisa mengantisipasi pergerakan harga dengan lebih akurat.
Ilustrasi Membaca Sentimen Berita (Sumber Gambar: Freepik/macrovector_official)
Sentimen pasar menggambarkan apakah mayoritas investor sedang optimis (bullish) atau pesimis (bearish) terhadap suatu aset. Sentimen ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti berita ekonomi, kebijakan moneter, serta aktivitas pelaku pasar besar. Jika mayoritas investor yakin bahwa harga akan naik, maka sentimen pasar cenderung bullish. Sebaliknya, jika mereka khawatir harga akan turun, sentimen pasar akan menjadi bearish.
Baca Juga: Breakout Trading: Tips Validasi dengan Volume Analysis
Waktu Trading dengan indikator Fear and Greed & Volatility Index
(Sumber Gambar: Tradingview)
Agar dapat mengukur sentimen pasar dengan lebih objektif, trader dapat menggunakan beberapa indikator berikut:
Indikator sentimen investor digunakan untuk mengukur tingkat optimisme atau pesimisme investor terhadap pasar secara keseluruhan.
Jika lebih banyak opsi put (jual) daripada call (beli), ini menandakan pasar sedang bearish.
Menunjukkan tingkat ketidakpastian pasar. Semakin tinggi VIX, semakin besar ketakutan investor.
Menyediakan data tentang posisi spekulan besar di pasar berjangka.
AI dapat digunakan untuk menganalisis tren sentimen dari media sosial dan berita keuangan.
Setelah memahami bagaimana sentimen pasar bekerja, trader bisa menerapkannya dalam strategi entry timing dengan cara berikut:
Jika harga naik tetapi sentimen pasar negatif, bisa jadi akan terjadi pembalikan bullish. Jika harga turun tetapi sentimen pasar tetap positif, ada kemungkinan harga akan segera rebound.
Menggabungkan analisis sentimen pasar dengan indikator teknikal dapat meningkatkan akurasi prediksi. Beberapa indikator yang bisa digunakan antara lain:
- EMA 21, 34, dan 90 – Untuk mengidentifikasi tren harga.
- RSI (Relative Strength Index) – Untuk mengukur momentum pasar.
- MACD (Moving Average Convergence Divergence) – Untuk mendeteksi perubahan tren lebih awal.
Sentimen yang terlalu bullish bisa menjadi tanda bahwa pasar akan mengalami koreksi. Sentimen yang terlalu bearish sering kali merupakan peluang untuk masuk sebelum pasar rebound.
Contoh Penggunaan Fear and Greed Indicator & Volatility Index
(Sumber Gambar: Tradingview)
Ketika terlalu banyak investor optimis dan harga sudah naik tinggi, sering kali terjadi koreksi pasar karena aksi profit-taking.
Lonjakan Volatility Index (VIX) di tengah krisis sering kali menjadi indikasi bahwa pasar sudah mencapai titik ekstrem dan berpotensi untuk rebound.
Baca Juga: Baca Pola Candlestick dengan Price Action, Begini Caranya!
Gunakan sentimen pasar sebagai tambahan analisis, bukan satu-satunya faktor keputusan. Jangan terbawa emosi oleh euforia atau ketakutan yang berlebihan.Selalu gunakan strategi manajemen risiko untuk menghindari kerugian besar.
Bagi Time Trader yang ingin mendapatkan bimbingan lebih lanjut dalam membaca sentimen pasar dan menentukan strategi entry yang tepat, bergabunglah dalam sesi Private Trading bersama mentor profesional dan maksimalkan profit Time Trader sekarang juga!