Written by Astronacci, September 10, 2025
Supply dan demand dalam trading adalah konsep dasar yang menjelaskan pergerakan harga berdasarkan keseimbangan antara penawaran (supply) dan permintaan (demand). Jika permintaan lebih besar daripada penawaran, harga cenderung naik. Sebaliknya, jika penawaran lebih besar daripada permintaan, harga cenderung turun.
Konsep ini menjadi fondasi utama pergerakan harga, bahkan sebelum indikator teknikal memberikan sinyal. Dengan memahami supply dan demand, trader dapat membaca dinamika pasar dengan lebih akurat dan mengambil keputusan entry maupun exit yang lebih rasional.
Baca Juga: Manajemen Risiko Trading: Ini Tips Klasik yang Masih Ampuh!
Supply (penawaran): Jumlah barang atau instrumen keuangan (saham, forex, komoditas, kripto) yang tersedia untuk dijual.
Demand (permintaan): Jumlah pembeli yang ingin membeli instrumen tersebut.
Fluktuasi harga terjadi karena ketidakseimbangan supply dan demand. Setiap kenaikan atau penurunan harga di grafik adalah cerminan dominasi antara pembeli atau penjual. Karena itulah, supply dan demand sering disebut sebagai pondasi analisis teknikal.
Salah satu penerapan konsep ini adalah menemukan zona supply dan demand di grafik harga.
Langkah mengenali zona supply dan demand:
Cari pergerakan tajam, zona biasanya terbentuk sebelum rally naik atau jatuh cepat.
Zona demand, area harga yang memicu kenaikan kuat setelah turun (base ke rally).
Zona supply ke area harga yang memicu penurunan tajam setelah naik (base ke drop).
Gunakan multiple timeframe, zona di H4 atau Daily lebih kuat dibandingkan di time frame kecil.
Dengan identifikasi zona yang tepat, trader dapat melihat area potensial di mana harga kemungkinan besar akan bereaksi kembali.
Baca Juga: Waktu Trading Paling Berisiko, Hindari di Kondisi Ini!
Setelah zona terpetakan, trader bisa merencanakan entry dan exit yang lebih terukur.
Entry di Zona Demand (Buy): Saat harga kembali menguji zona demand (return to origin). Konfirmasi tambahan bisa berupa rejection candle, pin bar, atau peningkatan volume.
Entry di Zona Supply (Sell): Saat harga menyentuh zona supply setelah rally naik, kemudian muncul tanda pelemahan.
Exit (Take Profit): Targetkan area berlawanan, jika buy di demand, exit di supply; jika sell di supply, exit di demand.
Dengan strategi ini, trader bisa mendapatkan rasio risk-reward yang lebih optimal.
Mengapa supply dan demand tetap relevan di era modern, meski banyak indikator teknikal baru bermunculan?
| Supply Demand | Indikator Teknis Populer |
| Berdasarkan interaksi real-time antara pembeli & penjual | Berdasarkan data historis (lagging) |
| Dipakai institusi besar dan smart money | Lebih banyak digunakan retail trader |
| Berlaku di semua instrumen (saham, forex, kripto, komoditas) | Kadang hanya cocok di instrumen tertentu |
| Menunjukkan area likuiditas penting | Memberi sinyal tambahan setelah harga bergerak |
Konsep ini bersifat universal dan real-time, sehingga banyak trader institusi mengandalkannya untuk membaca likuiditas pasar. Dengan mengikuti pendekatan ini, trader retail dapat lebih selaras dengan pergerakan besar yang terjadi di pasar.
Baca Juga: Trading Plan Sering Gagal? Ini Penyebab dan Solusinya
Supply dan demand bukan sekadar teori lama, melainkan fondasi trading yang terus relevan hingga kini. Dengan memahami cara mengidentifikasi zona, menyusun strategi entry-exit, serta mengelola risiko dengan tepat, trader bisa meningkatkan probabilitas keberhasilan dalam setiap transaksi.
Ingin mendalami supply dan demand lebih jauh? Pelajari strategi trading yang terbukti efektif bersama Astronacci, dan jadilah trader yang lebih percaya diri menghadapi pasar!