Written by Astronacci, June 12, 2025
Risk-reward ratio adalah fondasi penting dalam trading yang konsisten dan terukur. Dalam dunia saham, forex, maupun crypto, profit jangka panjang tidak cukup hanya mengandalkan sinyal entry. Time Trader juga perlu disiplin mengelola dan menyeimbangkan antara risiko dan potensi cuan di setiap transaksi. Dengan risk-reward ratio yang ideal dan manajemen modal yang tepat, portofolio Time Trader bisa tumbuh stabil meski kondisi pasar tidak selalu menguntungkan.
Baca Juga: Sering Overtrade? Wajib Tahu, Emosi Bisa Hancurkan Profit!
Risk-reward ratio (RRR) adalah perbandingan antara potensi kerugian dan potensi keuntungan dalam satu transaksi trading.
Sebagai contoh:
Time Trader bersedia menanggung risiko kerugian sebesar Rp100.000 demi peluang cuan Rp300.000.
Maka risk-reward ratio-nya adalah 1:3.
Semakin besar nilai reward dibandingkan risiko, semakin kecil tingkat keberhasilan yang Time Trader butuhkan untuk tetap profit secara konsisten. Inilah mengapa memahami dan menetapkan risk-reward ratio yang realistis sangat penting dalam setiap keputusan trading.
Tanpa risk-reward ratio yang jelas dan realistis, strategi trading Time Trader rentan gagal meski terlihat berhasil. Berikut beberapa risikonya:
Sering profit, tapi tetap merugi dalam jangka panjang
Emosi mudah terpancing saat menghadapi kerugian besar
Sulit menjaga kestabilan dan pertumbuhan portofolio
Sebaliknya, dengan risk-reward ratio yang ideal, Time Trader bisa:
Tetap cuan meski rasio keberhasilan (win rate) tidak tinggi
Menekan tekanan psikologis saat pasar bergerak tidak sesuai harapan
Membangun portofolio yang sehat dan bertumbuh secara konsisten
Baca Juga: Tips Baca Volume Saham yang Bisa Jadi Strategi Jitu
Menentukan risk-reward ratio yang ideal tidak bisa asal. Rasio yang Time Trader pilih harus selaras dengan strategi, kondisi market, dan kenyamanan psikologis Time Trader sebagai trader. Berikut langkah-langkahnya:
Semakin rendah tingkat kemenangan strategi Time Trader, semakin besar risk-reward ratio yang dibutuhkan untuk tetap untung. Berikut panduan umumnya:
| Risk-Reward Ratio (RRR) | Win Rate Minimum agar Break Even |
|---|---|
| 1:1 | >50% |
| 1:2 | >40% |
| 1:1.5 | >33% |
| 1:3 | >25% |
Gunakan analisis teknikal seperti price action, support resistance, atau indikator ATR untuk menentukan stop loss dan take profit yang realistis. Pastikan:
Stop loss tidak terlalu sempit (misalnya, letakkan di bawah support ditambah sedikit ruang sesuai volatilitas).
Target profit bisa dicapai logis (misalnya, di bawah resistance atau tunggu breakout yang valid).
Sesuaikan dengan karakter instrumen. Saham yang volatil cenderung memungkinkan RRR lebih besar (>1:3), sedangkan saham defensif bisa cukup di 1:1.5.
Scalper atau intraday trader biasanya lebih cocok dengan RRR 1:1.5–1:2.
Swing trader atau position trader dapat memilih RRR lebih tinggi karena punya ruang harga yang lebih luas.
Tips penting: pilih rasio yang membuat Time Trader nyaman dan konsisten menerapkannya tanpa tekanan mental berlebihan.
Risk-reward ratio yang ideal tidak akan efektif tanpa manajemen modal yang disiplin. Kombinasi keduanya adalah fondasi untuk menjaga risiko tetap kecil dan membiarkan potensi cuan tumbuh maksimal.
| Risk-Reward Ratio + Money Management = Portofolio Bertumbuh |
Berikut prinsip-prinsip pentingnya:
Batasi risiko per transaksi: Idealnya hanya 1–2% dari total modal. Maksimal 5% jika kamu sudah berpengalaman dan siap mental.
Gunakan position sizing: Hitung jumlah lot/saham berdasarkan risiko yang siap kamu tanggung.
Hindari entry tanpa Risk-Reward Ratio yang layak: Jika rasio di bawah 1:1.5, lebih baik tidak entry.
Fokus pada kualitas setup, bukan kuantitas: Overtrading hanya akan meningkatkan risiko tanpa jaminan profit.
Simulasi Sederhana:
Misalnya Time Trader punya modal Rp10.000.000, melakukan 10 kali transaksi dengan profit 4x dan loss 6x. Time Trader memutuskan untuk mengambil risiko Rp100.000 per transaksi dengan RRR 1:3.
Maka, dalam 10 kali transaksi:
Profit 4 kali → 4 x Rp300.000 = Rp1.200.000
Rugi 6 kali → 6 x Rp100.000 = Rp600.000
Hasil akhirnya? Meskipun loss lebih sering, Time Trader tetap untung Rp600.000. Dengan money management yang tepat, Time Trader tidak perlu profit di semua posisi untuk tetap untung secara keseluruhan.
Baca Juga: Cuan dari Gap Trading: Begini Cara Entry dan Strateginya
Risk-reward ratio ideal bukan angka mutlak yang bisa dipakai semua trader. Setiap orang punya pendekatan dan toleransi risiko yang berbeda, tergantung pada:
Win rate strategi yang digunakan
Tingkat kenyamanan psikologis
Karakter instrumen atau kondisi pasar
Risk profile pribadi
Tips: Sebelum menetapkan Risk-Reward Ratio, Time Trader dapat melakukan uji backtest dan pastikan rasio tersebut cocok dijalankan secara konsisten.
Tanpa risk-reward ratio yang ideal, strategi trading Time Trader hanya jadi spekulasi belaka. Sebaliknya, dengan kombinasi Risk-Reward Ratio dan money management yang solid, Time Trader tidak perlu harus selalu profit dalam setiap transaksi namun tetap bisa menghasilkan profit secara keseluruhan. Time Trader hanya perlu:
Fokus pada rasio risiko dan potensi cuan, bukan sekadar frekuensi profit.
Biarkan sistem yang bekerja untuk Time Trader, dan bukan emosi
Siap jadi trader yang lebih disiplin dan percaya diri? Pelajari cara kelola risiko yang terbukti efektif lewat sesi 1-on-1 mentoring langsung bersama tim Astronacci! Hubungi kami via WhatsApp sekarang dan mulai langkah trading yang lebih terarah dan aman!