Written by Astronacci, June 05, 2025
Gap trading menawarkan peluang profit yang menarik, salah satunya melalui fenomena gap yang ditutup. Ketika harga tiba-tiba meloncat tinggi atau turun drastis, terdapat celah di chart, yang disebut gap. Namun, yang menarik adalah pergerakan harga yang cenderung kembali untuk menutup celah tersebut. Banyak trader yang sering melewatkan kesempatan ini, padahal fenomena gap yang ditutup bisa menjadi sinyal kuat untuk meraih cuan dalam pergerakan pasar yang cepat. Dengan memahami dinamika gap ini, Time Trader bisa memanfaatkan strategi gap trading untuk mengidentifikasi peluang yang sering terlewatkan.
Baca Juga: Sering Overtrade? Wajib Tahu, Emosi Bisa Hancurkan Profit!
Gap trading terjadi saat harga pembukaan candlestick berikutnya lebih tinggi (gap up) atau lebih rendah (gap down) dibandingkan harga penutupan sebelumnya. Perbedaan ini menciptakan celah pada chart, inilah yang disebut gap.
Menariknya, harga seringkali kembali bergerak untuk menutup celah tersebut, yang dikenal sebagai gap yang ditutup. Contohnya:
Fenomena ini disebut gap closure, dan sering dimanfaatkan trader sebagai peluang entry dengan risiko lebih rendah dan target yang jelas, terutama saat harga bergerak cepat menutup celah.
Fenomena gap yang ditutup bukanlah kebetulan. Ada alasan kuat mengapa harga sering kembali ke area gap setelah lonjakan tajam naik atau turun. Beberapa penyebab utamanya antara lain:
1. Over Reaksi Pasar
Saat muncul berita besar atau rilis data ekonomi, reaksi pasar seringkali berlebihan. Setelah euforia atau kepanikan mereda, harga cenderung kembali ke level yang lebih rasional, dan itu sering kali berarti menutup gap.
2. Area Likuiditas
Gap menciptakan area dengan order yang belum tereksekusi. Karena banyak trader menempatkan pending order di sekitar area tersebut, harga tertarik kembali untuk menguji zona likuiditas ini.
3. Psikologi Trader
Trader besar seperti bank atau institusi sering memanfaatkan gap untuk menyeimbangkan supply dan demand. Mereka secara strategis mendorong harga kembali ke area gap demi mendapatkan posisi terbaik.
Baca Juga: Tips Baca Volume Saham yang Bisa Jadi Strategi Jitu
Untuk memanfaatkan gap secara efektif, berikut langkah-langkah strategis yang bisa Time Trader terapkan:
Cari gap signifikan yang terjadi saat pembukaan sesi utama (Asia, London, atau New York). Hindari gap kecil yang tidak relevan.
Jangan terburu-buru masuk! Cari tanda-tanda pembalikan harga, seperti:
Setelah konfirmasi:
Pastikan Time Trader menargetkan take profit di area gap yang belum tertutup sempurna.

Grafik Contoh Gap Up (Sumber Gambar: Tradingview)
Dari chart XAUUSD M15 yang diamati:
Trader yang sell di dekat puncak setelah konfirmasi reversal bisa meraih profit saat gap berhasil ditutup.

Grafik Contoh Gap Down (Sumber Gambar: Tradingview)
Dari chart XAUUSD M15 yang diamati:
Trader yang Buy di bawah setelah konfirmasi reversal bisa meraih profit saat gap berhasil ditutup.
Baca Juga: Pasar Saham Bearish? Ini 5 Strategi Taktisnya!
Gap trading bukan sekadar celah harga di chart, melainkan peluang nyata yang sering luput dimanfaatkan. Dengan memahami cara kerja gap yang ditutup, mengenali momen entry yang tepat, dan disiplin dalam mengelola risiko, Time Trader bisa mengubah potensi kecil jadi profit konsisten.
Ingin lebih mahir membaca pergerakan harga dan menangkap peluang dari strategi gap?
Pelajari teknik price action bersama Astronacci, panduan praktis yang dirancang khusus untuk pemula agar bisa lebih cepat cuan dari pergerakan pasar!