Written by Astronacci, June 25, 2025
Day trading dengan modal kecil bisa menjadi tantangan bagi pemula, tetapi bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Dengan strategi yang tepat dan disiplin tinggi, day trader pemula tetap bisa meraih cuan harian secara konsisten. Beberapa strategi sederhana namun efektif, termasuk cara trading yang mudah dipahami, dapat membantu Time Trader memulai langkah pertama dengan lebih percaya diri.
Lantas, bagaimana Time Trader dapat memanfaatkan peluang ini untuk mendapatkan profit? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Baca Juga: Ini Strategi Trading untuk Pemula, Biar Gak Salah Jalan!
Sebelum mulai praktik, penting bagi day trader pemula untuk memahami perbedaan dasar antara trading, investasi, serta mindset yang dibutuhkan.
Day trading saham adalah aktivitas jual beli saham dalam waktu singkat, biasanya dalam satu hari, dengan tujuan memanfaatkan pergerakan harga untuk mendapatkan keuntungan. Seorang day trader biasanya fokus pada momentum dan timing, bukan pada nilai jangka panjang suatu perusahaan.
Investasi bersifat jangka panjang dan bergantung pada analisis fundamental serta potensi dividen. Sebaliknya, day trading bersifat jangka pendek dan mengandalkan analisis teknikal serta fluktuasi harga harian atau mingguan.
Day trading membutuhkan mental yang kuat, siap menerima risiko, disiplin menjalankan strategi, serta memiliki tujuan yang jelas. Tanpa disiplin, seorang trader mudah tergoda mengambil keputusan emosional yang berujung pada kerugian.
Salah satu strategi teknikal paling dasar namun efektif dalam day trading adalah memanfaatkan area support dan resistance. Kedua zona ini membantu day trader mengidentifikasi potensi pembalikan arah harga secara akurat.
Support adalah area dimana harga cenderung berhenti turun dan memantul naik karena munculnya tekanan beli. Sebaliknya, resistance adalah area dimana harga cenderung berhenti naik dan mulai melemah akibat tekanan jual.
Cari titik-titik di mana harga beberapa kali tertahan atau memantul, baik saat naik maupun turun. Titik-titik ini menjadi batas alami: support (lantai) dan resistance (plafon).
Beli di dekat area support saat harga mulai memantul naik, dan jual di dekat resistance saat harga menunjukkan tanda-tanda melemah. Jika dikombinasikan dengan manajemen risiko, strategi ini cukup efektif dan minim risiko untuk day trader pemula.

Contoh Penggunaan Support Resistance untuk Day Trading
(Sumber Gambar: Tradingview)
Gunakan garis horizontal untuk menandai level-level support dan resistance di chart. Hampir semua platform charting menyediakan fitur ini secara gratis dan mudah digunakan, bahkan untuk pemula.
Baca Juga: Ini Cara Hitung Risk-Reward Ratio Biar Trading Gak Boncos!
Dalam dunia day trading, indikator teknikal bisa membantu mengenali arah tren dan momentum entry/exit secara objektif. Dua indikator yang cocok untuk pemula adalah Exponential Moving Average (EMA) dan Stochastic Oscillator.
Exponential Moving Average (EMA): EMA adalah garis rata-rata pergerakan harga dalam periode tertentu. Jika harga berada di atas EMA, tren cenderung naik; jika di bawah EMA, tren cenderung turun. Ini menjadikan EMA sebagai indikator yang efektif untuk membaca arah pasar dalam day trading.
Stochastic Oscillator: Stochastic digunakan untuk mengukur apakah harga sudah overbought (terlalu tinggi) atau oversold (terlalu rendah). Cocok digunakan dalam day trading untuk mengatur waktu entry dan exit dalam jangka pendek.
Strategi Entry Day Trading dengan EMA & Stochastic: Setelah memahami fungsi masing-masing indikator, Time Trader bisa menggabungkannya untuk mencari sinyal entry yang lebih akurat. Misalnya, jika harga berada di atas EMA dan stochastic menunjukkan kondisi oversold (di bawah 20), itu bisa menjadi sinyal beli. Sebaliknya, jika harga berada di bawah EMA dan stochastic menunjukkan kondisi overbought (di atas 80), itu bisa menjadi sinyal jual.

Contoh Penggunaan EMA & Stochastic untuk Day Trading
(Sumber Gambar: Tradingview)
EMA dan Stochastic termasuk indikator yang mudah digunakan, tersedia di hampir semua platform chart, dan praktis untuk latihan membaca sinyal entry maupun exit. Kombinasi keduanya dapat menjadi bekal awal yang solid bagi day trader pemula dalam membangun strategi trading yang disiplin dan terukur.
Baca Juga: Sering Overtrade? Wajib Tahu, Emosi Bisa Hancurkan Profit!
Sebagai day trader, memahami risiko dan disiplin mencatat setiap transaksi adalah fondasi penting untuk bertahan dan berkembang di pasar yang bergerak cepat. Tanpa manajemen risiko, day trader berisiko kehilangan modal hanya dalam beberapa transaksi gagal. Justru menjaga kerugian tetap kecil jauh lebih penting daripada mengejar untung besar. Berikut beberapa tips yang bisa Time Trader gunakan:
Batasi risiko maksimal 1–2% dari total modal pada setiap transaksi. Jika modalmu Rp1.000.000, maka risiko per posisi sebaiknya tidak lebih dari Rp10.000–Rp20.000.
Tentukan batas rugi dan target cuan sebelum membuka posisi. Ini membantu menjaga disiplin dan mencegah keputusan emosional saat pasar bergerak tak menentu.
Buat jurnal trading yang berisi alasan masuk posisi, strategi yang digunakan, dan hasilnya. Evaluasi ini akan membantumu menemukan pola yang cocok dan meningkatkan skill secara bertahap.
Day trading bisa jadi jalan menuju cuan harian, asal strategi dan alat yang Time Trader pakai memang tepat. Jangan asal tebak atau ikut-ikutan, kenali pendekatan yang benar dan sesuaikan dengan gaya trading Time Trader.
Sering merasa day trading cuma bikin lelah tanpa hasil? Mungkin masalahnya bukan di Time Trader, tapi di strategi yang kurang cocok.
Ikuti skill test dari Astronacci dan temukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan! Ambil tes-nya sekarang dan mulai trading lebih cerdas!